SRAGEN, anewsidmedia.com – Desa Mojopuro merupakan desa yang sebagian penduduknya bekerja sebagai petani dan peternak. Potensi peternakan yang ada di Desa Mojopuro tentunya diikuti dengan adanya permasalahan berupa limbah yang datang dari peternakan tersebut, yang apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan banyak masalah.
Limbah berupa Kulit buah menjadi sebuah permasalahan tetapi juga menjadi sebuah potensi yang dapat dimaksimalkan untuk dijadikan eco enzym sebagai desinfektan. Efektivitas desinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya konsentrasi, waktu kontak, pH, jenis mikroorganisme , luas area kontaminasi , bahan organik dan formulasi.
Pemanfaatan kulit buah sebagai desinfektan sangat membantu mengurangi limbah sampah , serta pemanfaatan kulit buah dapat menjadi salah satu hal baik dalam mengurangi sampah di penduduk Desa Mojopuro serta membantu perekonomian warga desa Mojopuro.
Selama keberlangsungan kegiatan pertanian dan peternakan yang ada di Desa Mojopuro, diketahui bahwa pemanfaatan limbah kulit buah sebagian besar dilakukan tanpa adanya pengolahan.
Pelatihan yang dilakukan dilakukan dengan melakukan pengolahan limbah kulit buah dengan menggunakan starter berupa gula jawa dan air, Manfaat gula jawa dapat meningkatkan kualitas fermentasi, dimana Kandungan gula alami dalam gula jawa membantu meningkatkan kualitas fermentasi, karena mikroorganisme membutuhkan gula untuk menghasilkan enzim dan asam yang dibutuhkan selama proses fermentasi, dimana mikroorganisme yang aktif akan memproduksi senyawa yang dapat membantu membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen.
Fungsi gula jawa dapat mendukung aktivitas mikroorganisme, yang dapat meningkatkan efektivitas eco-enzym sebagai efektivitas desinfektan.
Menanggapi hal tersebut Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (UNDIP) melaksanakan kegiatan berupa pelatihan dan mengaplikasikan proses pembuatan eco enzym dengan metode fermentasi.
Pengolahan limbah kulit buah dengan metode fermentasi menggunakan starter berupa gula jawa yang menyediakan karbohidrat yang berfungsi sebagai makanan utama bagi mikroorganisme seperti bakteri dan ragi selama proses fermentasi.
Mikroorganisme ini memanfaatkan gula untuk menghasilkan enzim, asam organik , dan senyawa lain yang memiliki sifat antibakteri dan antijamur. Enzim-enzim ini membantu dalam proses desinfeksi dengan memecah kotoran dan patogen.
Pelatihan ini dilakukan dengan harapan masyarakat Desa Mojopuro yang memiliki limbah kulit buah dapat mengolah limbah domestik sehingga nilai gunanya meningkat menjadi sebuah produk eco-enzym yang mudah dibuat dan berguna sebagai desinfektan bagi kandang ataupun untuk kebutuhan kebersihan rumah tangga.
Penggunaan limbah kulit buah menjadi eco-enzym dapat menjadi salah satu solusi dari mengurangi penggunaan desinfektan kimia dan mahalnya harga desinfektan saat ini, karena dengan pemanfaatan limbah kulit buah dapat mengurangi berkembang biaknya hama dan patogen yang dapat mengancam kesehatan manusia dan hewan, serta mengurangi kebutuhan energi yang diperlukan untuk pengolahan limbah konvensional.
Pemanfaatan limbah menjadi desinfektan tentunya akan membantu warga desa mojopuro dan para peternak untuk mengurangi penggunaan desinfektan kimia dan mengurangi biaya untuk membeli desinfektan sehingga dapat menghemat biaya.