Menu

Mode Gelap

Kesehatan · 11 Okt 2023 22:16 WIB

Penemuan Kicauan Burung Digunakan Sebagai Terapi Stres Kerja, Oleh Mahasiswa Unissula


					Penemuan Kicauan Burung Digunakan Sebagai Terapi Stres Kerja, Oleh Mahasiswa Unissula Perbesar

SEMARANG, anewsidmedia.com – Inovasi baru  di bidang psikoterapi  telah berhasil diciptakan oleh Tim Program kreativitas mahasiswa  Fakultas Psikologi Unissula Semarang, Jawa Tengah. Inovasinya yaitu terapi meditasi dengan menggunakan suara kicauan burung yang dapat menurunkan tingkat burnout atau stres kerja.

Burnout merupakan suatu kondisi ketegangan yang tercipta karena, ketidakseimbangan antara fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi pekerja.  Jika terus dibiarkan, kondisi ini dapat memicu terjadinya depresi, insomnia, kehilangan semangat hidup, hingga bunuh diri.

Tim terdiri dari lima mahasiswa yaitu Novita Mustika Sari, Ilaahana Akmilaa Millatana, Qorry ‘Ainal Muna, Nurul Hayati, dan Nabilah Kharisma, dengan pembimbing  Falasifatul Falah S.Psi MA.

Terapi meditasi kicauan burung ini diuji cobakan pada para pekerja di kota Jakarta yang dianggap sebagai kota dengan tingkat stres kerja yang tinggi. Eksperimen ini melibatkan sebanyak 12 pekerja yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu enam orang sebagai kelompok eksperimen dan enam orang lainnya sebagai kelompok kontrol.

Manfaat yang dapat dirasakan oleh pekerja yang menerapkan terapi ini yaitu perasaan tenang dan rileks pada tubuh sehingga memberikan efek ketenangan dan meningkatkan suasana hati.

Berita Terkait:  Menyambut Hari Jamu Nasional, Sido Muncul Mengundang 100 Penjual Jamu Ke Pabrik Sido Muncul Di Semarang

“Alasan penggunaan suara kicauan burung sebagai metode terapi burnout, karena dinilai lebih mudah dilakukan dan fleksibel diterapkan, dimanapun dan kapanpun. Sebab, kicauan burung dapat didengarkan melalui audio yang mudah didapatkan oleh semua orang, baik di internet ataupun di aplikasi pemutar musik. Para pekerja yang mengalami burnout, tidak perlu pergi ke tempat terbuka atau alam untuk mendengarkan suara kicauan burung”, ujar Novita (5/10/2023).

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Dikdasmen PWM Sulawesi Selatan Jadi Tuan Rumah OlympicAD VIII Tahun 2026

28 Februari 2025 - 17:28 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan