SEMARANG, anewsidmedia.com – Perpustakaan Daerah Jawa Tengah (Perpusda Jateng) menggelar Bazar dan Pameran Buku yang digelar mulai tanggal 5-18 Oktober 2023. Dalam acara tersebut juga digelar dialog sastra yang menghadirkan jurnalis sekaligus penulis Bambang Iss Wirya Surya. Dialog mengusung tema “Mengenal Pramoedya Ananta Toer dari Gadis Pantai”
Acara tersebut diadakan di halaman Perpusda Jateng yang terletak di Jl. Sriwijaya No 29A Kota Semarang. Selama acara berlangsung, pria yang akrab disapa Bambang Iss itu mengajak para hadirin yang berasal dari berbagai kalangan itu untuk mengenal lebih dekat jejak sejarah sosok sastrawan besar Pramudya Ananta Toer melalui karya-karyanya.
Saya ambil sebagai contohnya adalah karya besar Pramudya Ananta Toer karena bagi mereka agar tertarik, agar tau jejak sejarah dari Pramudya. Karena dia tidak hanya menulis cerita bukan pop tapi yang bernilai sastra lebih yang hanya ada di karya Pram hingga topik ini dipilih untuk menjembatani anak-anak muda supaya menyukai karya-karya sastrawan besar, di antaranya adalah Pramudya Ananta Toer,” ujar pria kelahiran Salatiga, 9 Juni 1958 itu.
Selain itu, pria yang menulis karya berupa roman sejarah berjudul ‘Jalan Samurai’ tersebut juga menjelaskan secara singkat mengenai sekuel pertama ‘Gadis Pantai’. Ia juga mengatakan sekuel ke-2 dan ke-3 novel tersebut dibakar oleh pemerintah orde baru.
“Tapi ternyata yang ini adalah sekuel pertama dari trilogi gadis pantai karena yang sekuel kedua dan ketiga dibakar habis oleh pemerintah orde baru. Oh iya dari buku ini oleh penerbitnya disebut bahwa di dalam buku Pak Pram sebagai korban dari kebutaan atau ketidaktahuan literasi. Pokoknya buku-buku yang diciptakan oleh Pram dibaranguskan dan dibakar semua dari tiga sekuel ini paling aman yang lolos ya pertama ini,” tambanya.
“Jadi tugasnya kalian untuk membuat tulisan yang sifatnya perlawanan pada dekadensi moral yang ada sekarang ini itu tugas kalian mungkin tugas saya juga,” ujarnya kembali.
Dalam akhir acara Dialog Sastra, pria yang telah menulis 16 buku tersebut berharap melalui acara ini, Provinsi Jawa Tengah terus melestarikan tradisi-tradisi kegiatan seperti ini. Ia juga berpesan kepada anak-anak muda untuk mulai menulis agar tidak hilang dari masyarakat dan sejarah.
“Makanya saya mengajak anak-anak muda tadi untuk mulailah menulis itu yang pertama, kemudian mulailah menyukai sejarah karena sejarah itu penting, kenapa tokoh Pram ini diangkat ? karena kita harus menghormati sejarah Pramudya,” pungkasnya.