Menu

Mode Gelap

Ragam · 24 Jan 2024 22:49 WIB

Destinasi Wisata Baru di Demak “Pulau Arnavat”, Pakar Ungkap Penyebab Kemunculannya


					Destinasi Wisata Baru di Demak “Pulau Arnavat”, Pakar Ungkap Penyebab Kemunculannya Perbesar

DEMAK, anewsidmedia.com – Warga Kabupaten Demak, Jawa Tengah memiliki destinasi wisata baru yaitu Pulau Arnavat. Pulau tersebut berada di tengah perairan Laut Jawa.

Secara teritori pulau ini ada di Desa Surodadi, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Hamparan pasir di luar bibir pantai ini semula adalah sedimentasi pasir yang mengendap lama, oleh masyarakat setempat kemudian disebut pulau.

Tidak diketahui pasti luas Pulau Arnavat lantaran setiap hari berubah-ubah, namun untuk hamparan pasir di sepanjang Desa Surodadi diperkirakan mencapainya 50 hektare.

Pakar lantas merespon kemunculan Pulau Arnavat di Demak. Menurut Handoko Teguh Wibowo, pakar geologi yang juga pengurus Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), ada dua kemungkinan penyebab munculnya Pulau Arnavat.

Handoko mengatakan bahwa pulau tersebut bisa jadi merupakan hasil dari pergerakan tektonik atau tekanan endogen dari dalam bumi. Dia menjelaskan bahwa pulau tersebut tidak mungkin terbentuk karena proses alamiah di pantai seperti ombak atau arus yang membentuk gundukan pasir.

Dia menilai, bentuk dan geometri pulau itu menunjukkan bahwa pulau tersebut lebih mungkin terjadi karena tektonik.

Berita Terkait:  Nana Sudjana Resmi Umumkan UMK Jateng 2024, Simak Daftarnya!

Dia mengatakan, ini adalah kemungkinan pertama. Dia juga mengatakan bahwa daerah pantai utara Demak dan sekitarnya cenderung mengalami penurunan permukaan.

Hal itu menyebabkan sebagian permukaan yang lain mengalami kenaikan. Handoko menjelaskan, hal tersebut berkaitan dengan zona sesar, di mana ada bagian yang turun dan ada bagian yang naik.

Handoko menduga, pulau itu adalah bagian yang naik. Dia juga mengatakan bahwa gempa bisa menjadi faktor pemicu, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi nanti.

Dari citra satelit, dia melihat bahwa pantai utara Jawa cenderung turun sehingga menyebabkan beberapa daerah seperti Semarang, Demak, dan Pekalongan tergenang air.

Kemudian, kemungkinan kedua adalah pulau tersebut muncul karena adanya aktivitas endogen dari dalam bumi. Dia menuturkan, di Jepang hal itu bisa terjadi karena adanya gunung api yang muncul ke permukaan.

Namun, di Demak, hal itu bukan karena gunung api, melainkan bisa jadi karena gunung lumpur. Pulau tersebut bisa jadi merupakan cikal bakal gunung lumpur yang menekan tanah dari bawah ke atas sehingga tanah itu naik.

Berita Terkait:  FKM UNDIP Bentuk "Laskar Besti", Forum Pengendalian Demam Berdarah Dengeu

Dia menambahkan, fenomena pulau tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi kondisi pesisir.

Pulau tersebut bukan merupakan tanda akan terjadi gempa, melainkan hanya efek dari pergerakan bumi.

Gempa itu sendiri memiliki berbagai macam gerakan seperti naik, turun, atau geser dan pulau tersebut kebetulan merupakan bagian yang naik.Kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan dan amplitudonya juga kecil. Kenaikan tersebut terjadi secara perlahan dan baru terlihat setelah empat tahun.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Meniadakan Mudik Gratis Sepeda Motor

23 Februari 2025 - 11:19 WIB

Trending di Ekonomi