SEMARANG, anewsidmedia.com – Bimbingan belajar, yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan, semakin berperan dalam membentuk keterampilan berbahasa Inggris bagi para pelajar. Di luar sekadar mengajarkan kurikulum, bimbel bahasa Inggris saat ini menghadirkan keberagaman dengan melibatkan guru dari berbagai negara, termasuk guru ekspatriat.
Dalam bimbingan belajar bahasa Inggris, kehadiran guru ekspatriat menjadi pendorong utama untuk membuka wawasan tentang keberagaman dan kekayaan budaya. Mereka tak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang tata bahasa dan kosakata, melainkan juga memperkenalkan nuansa budaya yang juga terkait dengan penggunaan bahasa.
Miss Neema, seorang guru bahasa Inggris ekspatriat, menceritakan kisahnya tentang keberagaman budaya dan pengalaman mengajar selama 2 tahun di Semarang. Motivasinya yang kuat muncul dari keinginan untuk memberikan dampak positif, terutama dalam menggabungkan kekayaan budaya Indonesia dengan kontribusi dalam pendidikan lokal.

Menurutnya, pilihan di Indonesia mempengaruhi perjalanannya. “Indonesia memberikan lingkungan yang dinamis untuk mengajar, memahami budaya yang berbeda, dan membuat saya menjadi guru yang lebih siap menghadapi berbagai situasi,” ucapnya dengan antusias.
Adaptasi pada sistem pendidikan lokal membawa sejumlah tantangan, seperti perbedaan bahasa dan metode pengajaran. Namun, ia menekankan bahwa kerja sama tim, fleksibilitas, dan komunikasi terbuka adalah kunci kesuksesannya dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Tidak hanya di kelas, Ia juga suka mengeksplorasi budaya terutama makanan lokal “Rasa yang beragam, rempah-rempah, dan hidangan lokal menjadi petualangan yang menyenangkan. Beradaptasi dengan makanan menjadi bagian penting dari pengalaman budaya saya”
Dalam menjawab pertanyaan tentang bagaimana menyatu dengan budaya di Indonesia, ia menjelaskan bahwa dengan tetap menghormati perbedaan, menjadi fleksibel, dan menjaga keseimbangan antara kebebasan dan integrasi.
Dalam mengatasi hambatan bahasa, ia mengatakan bahwa di dalam tempat bimbel semuanya lancar karena menggunakan bahasa Inggris. Namun ketika diluar, ia berusaha mempelajari kata-kata dasar untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
Salah satu faktor yang terpenting menurutnya adalah menciptakan suasana kelas yang positif dan ramah. “Saya ingin semua siswa merasa dihargai, ikut aktif, dan senang belajar bersama,” ucapnya.
Hubungan yang baik dengan guru-guru dan teman-teman lokal juga menjadi salah satu kunci keberhasilannya. “Mereka telah memperkaya pengalaman mengajar saya, memperkuat pemahaman budaya, dan meningkatkan komunikasi efektif “.
Dalam menghadapi perbedaan budaya, ia menyesuaikan strategi mengajarnya. “Saya menyesuaikan gaya komunikasi dan menekankan pembelajaran bersama. Kita harus bisa berubah sesuai keadaan,” jelasnya.
Sebagai kesimpulan, Miss Neema mengatakan bahwa perjalanannya di Semarang memberikan dampak positif yang besar. “Selain jadi guru yang lebih pintar, saya jadi bisa melihat dunia dengan mata yang lebih lebar dan belajar menghargai keberagaman budaya,” tutupnya, mencerminkan semangat sebagai pengajar yang memberikan pengaruh positif di Indonesia.