SEMARANG, anewsidmedia.com – Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia bahkan diakui dunia dan sudah semestinya harus kita jaga dan kita lestarikan. Salah satu cara untuk menjaga dan melestarikan batik ini ada di tangan terampil Ibu Monica Suprihatin yang mampu melibatkan generasi muda untuk bisa meneruskan dan menjaga tradisi dan warisan budaya membatik ini.
Ibu Monica Suprihatin, wanita paruh baya kelahiran Lampung ini menjadi harum namanya berkat dedikasinya untuk membatik. Ibu Monic, biasa ia disapa merupakan guru Pendidikan Kewirausahaan yang menjadikan batik sebagai inti pembelajarannya. Kecintaan Bu Monic pada batik membawanya ke berbagai takdir yang menarik. Wanita paruh baya yang kini tinggal di Kampung Batik Semarang ini tak berhenti mencurahkan dedikasinya untuk batik itu sendiri.

“Batik itu salah satu warisan budaya di Indonesia. Nah, karena itu merupakan salah satu warisan budaya Indonesia saya berfikir itu harus dipertahankan. Tapi kan tidak hanya dipertahankan saja, harus dikembangkan juga. Kalau warisan budaya tidak coba ditularkan atau dipromosikan kepada generasi di bawah kita, maka warisan kebudayaan itu akan berhenti di generasi kita saja dan generasi selanjutnya nggak akan tau apa itu batik,” kata Ibu Monica Suprihatin.
SMA Negeri 11 Semarang, salah satu bukti dan dedikasi akan kecintaan Bu Monic terhadap kegiatan membatik. Program pengajaran batik yang digagas Bu Monic menjadi unggulan SMA Negeri 11 Semarang.
“Saya sendiri mulai aktif diedukasi untuk membatik di tahun 2010. Saya mulai belajar membatik itu di tahun 2009, saya kursus membatik dengan pergi ke Solo, Pekalongan, Yogyakarta, Lasem, dan ke sentra-sentra industri batik lainnya untuk mengembangkan diri. Kemudian tahun 2013 saya mulai menjadi guru membatik di SMA Negeri 11 Semarang,” tuturnya.

Nampaknya, alasan membatik masuk ke dalam mata pelajaran kewirausahaan ini bertujuan untuk melatih siswa mengembangkan jiwa berwirausaha mereka. Dalam mengembangkan jiwa berwirausaha mereka secara tidak langsung mereka juga belajar untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya.
“Dalam program membatik ini sangat bagus karena kita sebagai generasi muda memang harus mengembangkan, melestarikan kebudayaan Indonesia yaitu batik. Jadi, siapa lagi kalau bukan kita sebagai generasi muda yang akan melestarikan batik,” kata Kumala seorang murid kelas 10 SMA Negeri 11 Seamarang.
Selain sukses dalam program unggulan membatik di SMA Negeri 11 Semarang, Bu Monic juga sukses dalam berbagai program membatik yang ia gagas.
“Kalau kegiatan selain di sekolah, saya juga aktif dalam workshop. Apalagi di Kampung Batik ini sendiri kan banyak pengunjung yang datang, saya juga sering diundang oleh beberapa kelompok organisasi untuk mengajar membatik. Nah, saya senangnya dari kelompok-kelompok organisasi tersebut mereka juga menyadarkan anggotanya untuk melestarikan batik sebagai warisan kebudayaan,” tuturnya.

Dengan berbagai program-program membatik yang ia gagas terlihat peran Bu Monic dalam membatik tidak hanya mengajar saja, namun suksesnya terlihat pada seminar dan program lainnya yang ia garap. Hal ini terbukti jika kegiatan membatik Bu Monic tidak terbatas dalam lingkup profesi saja.
Dengannya, Bu Monic memiliki harapan besar agar batik bisa terus lestari dan setiap generasi dapat mencintai dan menghargai kebudayaan yang ada. Dari batik Bu Monic juga melihat adanya peluang usaha yang dapat dilakukan dari kegiatan membatik tersebut.
Seperti apa yang pernah dikatakan Ibu Monic jika di manapun kita merasa mampu untuk melakukan sesuatu, di situlah tempat kita bisa mengembangkan peluang usaha yang ada.