Menu

Mode Gelap

Budaya · 13 Des 2023 21:25 WIB

Mahasiswa UPGRIS Diskusi Dunia Akting Bareng Mas Pur Tukang Ojek Pengkolan


					Mahasiswa UPGRIS Diskusi Dunia Akting Bareng Mas Pur Tukang Ojek Pengkolan Perbesar

SEMARANG, anewsidmedia.com – Aktor sinetron kenamaan Furry Setya Raharja menjadi pembicara dalam Ngobrol Inti teater (Nginter) yang diselenggarakan teater Gema Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Selasa (12/12) malam.

Dalam diskusi melingkar bersama mahasiswa calon anggota teater Gema, Furry yang dikenal dengan nama Purnomo alias Mas Pur Tukang Ojek Pengkolan (TOP) ini menceritakan perjalanan kariernya di dunia akting.

Furry menyebut, belasan mahasiswa dari beragam fakultas itu punya antusias tinggi untuk belajar teater. Semangat itu muncul dari beberapa faktor, mulai basic yang dipunya hingga karena keturunan dari orang tuanya.

“Ada beberapa teman yang punya basik berteater, ada beberapa orang bahkan yang masuk ke teater itu keturunan, bapak dan ibunya pernah berteater. Ada juga yang pengin menghilangkan rasa tidak percaya diri, artinya saya masih banyak menemukan motivasi anak-anak baru terutama teater Gema,” katanya, ditemui di Gedung Pusat lantai tujuh UPGRIS.

Selama lebih kurang dua jam, Furry berinteraksi dengan mereka yang rata-rata mahasiswa semester satu. Diskusi dan berbagi pengalaman menjadikan Nginter bertajuk ‘teater dan Proses Berakting’ itu berjalan interaktif.

Berita Terkait:  Rapat Paripurna Sahkan APBD 2024 Kota Semarang Sebesar Rp 5,45 Triliun

Baginya, akting merupakan kejujuran yang bisa dipelajari secara teknis dari kehidupan sehari-hari melalui olah rasa, olah tubuh, dan olah vokal. Akting teater, menurutnya lebih sulit ketimbang film. Pasalnya, kesalahan adegan di atas panggung tak bisa diulang seperti pada produksi film.

“Kalau ada kesalahan, itu pintar-pintarnya aktor memainkan dan penonton tidak mengetahuinya. Akting itu penerjemahan dari apa yang kita dapat dari naskah. Dalam konteks teater, menerjemahkan secara visual atas naskah yang didapatkan di atas panggung,” ujarnya.

Berakting dalam teater, kata dia, harus menggunakan kekayaan batin dan kejujuran dalam kehidupan. Reaksi yang muncul di atas panggung tak terlepas dari dua faktor tersebut, sesuai dengan naskah yang akan garap.

Termasuk dalam proses berteater saling berkaitan atau kerja kolektif. Dia menyebut, aktor tidak akan menjadi apa-apa tanpa adanya unsur artistik di dalamnya. Begitu pula sutradara membutuhkan pemain, unsur artistik, dan tak kalah penting adalah penonton.

“Inti mendengar adalah menanggapi yang dimunculkan dengan aksi reaksi. Itulah teori akting yang saya pegang sampai sekarang. Dan tepuk tangan penonton itu tidak terbayarkan, sungguh kenikmatan yang luar biasa,” tuturnya.

Berita Terkait:  Kabar Duka Datang dari Aktor 'Albus Dumbledore' di Film Harry Potter

Furry mengenal seni peran dengan bergabung Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) teater Gema IKIP PGRI Semarang, sebelum berubah UPGRIS pada 2001 silam. Saat itu, dia tercatat aktif sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS).

“Apa yang saya dapatkan dari teater Gema ini sangat banyak. Sejarah saya di teater Gema itu luar biasa, perjalanan hidup yang tidak bisa dilupakan. Bicara saya yang sekarang, tidak lepas pengaruhnya atau mentalnya terbentuk dari teater Gema,” akunya.

Dalam Nginter kali ini, Furry teringat kembali awal bergabung dengan teater Gema, 22 tahun silam. Dia menjalani berbagai macam proses. Tak hanya menjadi pemain atau aktor tetapi terlibat dalam isi desain produksi. Mulai lighting, artistik hingga pimpinan produksi sebuah pertunjukan.

“Setelah saya tinggalkan beberapa puluh tahun ternyata teman-teman di teater Gema ini masih eksis dan tiap tahun regenerasinya berjalan, luar biasa,” kata Furry yang pernah mengikuti Audisi Pelawak TPI musim keempat pada 2007.

Berita Terkait:  Kukuhkan TKPSDA Wilayah Pemali-Comal, Sekda Jateng Minta Persoalan DAS Segera Diselesaikan

Obrolan tentang dunia teater ini diharapkan dapat mendorong generasi-generasi penerus tak berhenti berproses untuk melahirkan karya pertunjukan.

Ahmad Rifai, Pembina teater Gema mengatakan, hadirnya Furry Setya adalah wujud perhatian dan kepedulian dengan proses regenerasi.

“Harapannya mampu memunculkan Mas Furry-Mas Furry berikutnya, yang multi talent, humble, ketika sukses tidak melupakan asal muasalnya,” kata Rifai.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Dikdasmen PWM Sulawesi Selatan Jadi Tuan Rumah OlympicAD VIII Tahun 2026

28 Februari 2025 - 17:28 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan