SEMARANG, anewsidmedia.com – Serangan digital yang dilakukan warganet Indonesia ternyata tak hanya ditujukan untuk para tentara Israel, tetapi juga para pejabat pemerintahan negara tersebut. Baru-baru ini, media Israel melaporkan bahwa para menteri dan pejabat Israel menerima ribuan pesan WhatsApp bahkan telepon berisi teror dari nomor-nomor Indonesia.
Dilansir Ynetnews, dalam beberapa hari terakhir, para menteri dan pembicara senior menghadapi rentetan serangan digital dari peretas dan aktivis pro-Palestina. Mereka menjadi sasaran ribuan panggilan telepon, pesan WhatsApp, SMS, dan pesan di akun media sosial.
Pesan-pesan ini seringkali mengandung makian, cercaan, dan bahasa yang mengancam, seperti “kami akan membunuhmu dan keluargamu”, “Alla-hu Akbar”, “bebaskan Palestina”, dan bahkan ungkapan yang lebih kasar. Selain itu, ada ribuan panggilan WhatsApp, panggilan suara dan video, serta penggunaan emoji kasar.
Saking masifnya, serangan digital ini bahkan membuat ponsel para pejabat pemerintah Israel tak dapat difungsikan. Karena itu, banyak yang akhirnya memilih mematikan ponsel mereka.
Media Israel tersebut juga melaporkan bahwa salah satu pembicara menceritakan bahwa saat menjawab salah satu panggilan, dia mendapat makian dan teriakan yang menuntut pembebasan Palestina.
Juru bicara National Advocacy Service, Eylon Levy, menjadi salah satu korban serangan siber. Akun media sosial hingga WhatsApp-nya dibanjiri sejumlah besar pesan dan panggilan. Mayoritas berasal dari nomor Indonesia.
“National Advocacy Service telah menghubungi National Cyber Array untuk mendapatkan bantuan dan menerima instruksi untuk meningkatkan keamanan semua aplikasi dan jejaring sosial. Akun Instagram Levy akhirnya telah aktif kembali,” tulis media tersebut.
“Namun, untuk mengurangi rentetan panggilan WhatsApp yang berlangsung ini, Levy harus menonaktifkan sementara ponselnya,” lanjut Ynetnews.
Para pejabat yang diteror sendiri dikabarkan telah mengajukan keluhan mengenai serangan tersebut kepada pihak berwenang Israel. Kendati demikian, mereka tak puas lantaran cuma disarankan untuk mengubah nomor telepon, tanpa ada tindakan lebih lanjut.
“Para pejabat yang ditargetkan mengungkapkan rasa frustrasi mereka atas situasi tersebut. Mereka menyebut ponselnya menjadi tidak bisa digunakan karena masuknya pesan dan notifikasi yang tiada henti,” tulis Ynetnews.
“Mereka menggambarkan pengalaman itu sebagai sebuah mimpi buruk dan menyatakan kekecewaan atas ketidakmampuan pemerintah Israel untuk secara efektif melindungi warga terhadap insiden semacam itu,” tambahnya.
Sejak Israel melancarkan agresi di Jalur Gaza, Palestina, merespons serbuan Hamas 7 Oktober lalu, Negeri Zionis dihujani kecaman keras oleh komunitas global. Kecaman ini datang bersamaan dengan serentetan serangan siber imbas aksi militer Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 17.400 orang hingga kini.
Sejumlah warga negara pro-Palestina seperti Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh ramai-ramai membagikan informasi pribadi mengenai orang-orang Israel di dunia maya. Saat ini, serangan siber itu disebut fokus menyasar tokoh masyarakat berpangkat tinggi di Israel seperti pejabat pemerintah, menteri, hingga anggota Knesset.