Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 24 Nov 2023 21:39 WIB

Kembangkan Integrated Smart Vertical Hydroponic Farming, Mahasiswa UGM Bantu Tingkatkan Produktivitas Pertanian


					Foto: ugm.ac.id Perbesar

Foto: ugm.ac.id

YOGYAKARTA, anewsidmedia.com – Lima mahasiswa UGM mengembangkan Integrated Smart Vertical Hydroponic Farming untuk membantu peningkatan produktivitas budi daya tanaman sayur hidroponik bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Tuwuh Makmur, Padukuhan Santren, Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, DIY.

Pengembangan sistem pertanian hidproponik vertikal terintegrasi tersebut berawal dari keprihatinan Patrick Rino Parulian Hutahaean (Teknik Nuklir 2022), Anugrah Hasmy Abdillah (Teknik Nuklir 2022), Abdurrahman Raeva Rizaldi (Teknik Nuklir 2022), Thomas Panogari Manik (Teknik Nuklir 2021) dan Dian Rahmanisa (Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2022) yang tergabung dalam tim PKM-PI, terhadap persoalan yang dihadapi oleh KWT Tuwuh Makmur. KWT Tuwuh Makmur sempat mengalami kegagalan panen karena hidroponik berada di ruangan terbuka dan terpapar langsung sinar matahari dan hujan. Hal ini mengakibatkan adanya kerusakan tumbuhan karena tipburn, paparan hama, dan kualitas sirkulasi air yang buruk ketika hujan.

“Ketiga permasalahan ini yang menyebabkan tingginya tingkat kegagalan panen pada produksi sayur selada. Hal inilah yang mendorong kami untuk mengembangkan Integrated Smart Vertical Hydroponic Farming,” jelas Patrick dikutip dari ugm.ac.id.

Berita Terkait:  Presiden Jokowi Hadiri KTT Luar Biasa OKI Tanggapi Situasi Krisis di Gaza

Patrick menyampaikan KWT Tuwuh Makmur sejak tahun 2020 sudah melakukan budi daya tanaman sayur menggunakan hidroponik. Dengan implementasi Integrated Smart Vertical Hydroponic Farming diharapkan bisa mengefisiensikan penggunaan lahan pertanian sehingga produktivitas dapat meningkat. Alat yang terintegrasi dengan penambahan gelombang cahaya untuk optimasi proses fotosintesis juga menciptakan lingkungan yang terkontrol bagi tanaman.

“Hal ini dapat meminimalkan risiko kegagalan panen,”terangnya.

Penambahan teknologi Real Time Clock (RTC) akan memudahkan ibu-ibu KWT dalam proses pemeliharaan tanaman karena pompa dan cahaya grwolight akan otomatis nyala dan mati.

“Sebelumnya, pergantian penjadwalan orang pada perawatan tanaman tidak menentu sehingga terkadang pompa tidak dinyalakan dan tanaman kurang terawat,” tutur Tri Sumiyati selaku ketua KWT Tuwuh Makmur.

Alat yang dikembangkan mahasiswa UGM ini telah digunakan di lahan produksi KWT Tuwuh Makmur yang berlokasi di Pelem Kecut, Padukuhan Santren mulai pertengahan Agustus 2023. Beberapa perubahan juga dilakukan oleh Tim PKM-PI karena adanya penyesuain dan perbaikan alat. Sosialisasi juga dilakukan agar penggunaan alat mampu secara optimal digunakan oleh ibu-ibu KWT.

Berita Terkait:  Mbak Ita Panen Perdana Bawang Merah di MAJT, Hasilnya Cukup Besar

Sementara Dian menambahkan dengan implementasi alat yang digunakan terlihat adanya peningkatan produktivitas pertanian. Dengan adanya Integrated Smart Vertical Hydroponic Farming ini, produktivitas alat yang sebelumnya hanya 30 tanaman per meter persegi meningkat menjadi 192 tanaman per meter perseginya.

“Peningkatan ini diikuti dengan penerimaan keuntungan yang ikut meningkat hingga 150% lebih tinggi daripada alat sebelumnya,”ungkapnya.

Ia berharap dengan adanya penggunaan metode Integrated Smart Vertical Hydroponic ini mampu meningkatkan pangsa pasar pada KWT Tuwuh Makmur. Penerapan model ini juga diharapkan mampu menjadi inovasi dan upaya dalam proses perpindahan pertanian dari konvensional menuju modern.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Pemberantasan Truk Odol dan Pengemudi Tidak Terdidik

28 Februari 2025 - 17:34 WIB

Dikdasmen PWM Sulawesi Selatan Jadi Tuan Rumah OlympicAD VIII Tahun 2026

28 Februari 2025 - 17:28 WIB

Trending di Pendidikan