Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 28 Okt 2023 16:58 WIB

Mbak Ita Ingatkan Warga Soal Urban Farming Sikapi Kenaikan Harga Komoditi Pangan


					Mbak Ita Ingatkan Warga Soal Urban Farming Sikapi Kenaikan Harga Komoditi Pangan Perbesar

SEMARANG, anewsidmedia.com – Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyoroti kenaikan harga beberapa komoditi pangan di Kota Semarang, salah satunya yakni kenaikan harga cabai. 

“Ini kan memang lagi El Nino ya. Jadi pastinya dipengaruhi dari supply dan demand, ketersediaan komoditi itu di pasaran,” ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya, Jumat (27/10). 

Menurutnya, tak hanya harga cabai saja yang naik, harga beras, dan gula bahkan telah lebih dahulu naik. 

“Kalau saya lihat malah tidak hanya cabai saja. Tapi ada beras yang sudah melesat naik sejak satu atau dua bulan yang lalu. Kemudian gula, telur juga sedikit naik, namun harga bawang merah malah cenderung turun,” katanya. 

Mbak Ita mengaku telah berkomunikasi dengan Dinas Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan untuk menggelar operasi pasar. 

“harga cabai rawit dan cabai keriting memang mulai naik kisaran harga antara Rp 2.000 – Rp 5.000. Kami akan melakukan penetrasi pasar, mengantisipasi harga-harga yang naik. Gak harus beras tapi semua komoditi yang naik akan kami sorot,” imbuhnya. 

Ia menyebut, jika permintaan cabai saat ini memang belum terlalu tinggi. Ia memprediksi kenaikan harga itu lantaran distribusi dan HET (harga Eceran Tertinggi) cabai memang sedang cukup tinggi. 

Berita Terkait:  Wali kota Semarang Ambil Langkah Cerdas Atasi Banjir di Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk

“Solusinya ya dengan swasembada pangan. Makanya saya selalu mendorong masyarakat khususnya di Kota Semarang ini untuk melalukan urban farming. Ayo menanam cabai, ayo tanam tomat, dan sebagainya,” terang dia. 

Seperti yang dilakukan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. 

KWT tersebut, menanam beragam komoditi yang biasa dikonsumsi masyarakat, seperti cabai, tomat, terong, bawang, dan aneka sayur hijau. 

“Saya senang di KWT Mijen ini, ibu-ibu gemar menanam, bahkan mereka tidak ada yang mengeluh cabai naik,” katanya. 

Hal ini, lanjut Mbak Ita, karena mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan di wilayah masing-masing. 

“Ibu-ibu mau nyambel tinggal metik, mau bikin sayur bening tinggal metik. Bahkan saya juga panen tomat Gamara di sini. Ini yang kita harapkan, masyarakat jangan cemas karena kita bisa memenuhi sendiri kebutuhan dan daulat pangan di Kota Semarang itu sangat penting,” jelasnya. 

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Pemberantasan Truk Odol dan Pengemudi Tidak Terdidik

28 Februari 2025 - 17:34 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan