Menu

Mode Gelap

Budaya · 26 Okt 2023 14:14 WIB

Resmikan Urban Farming di Sekolah Nusaputera, Mbak Ita Bangga Anak-anak Muda Ciptakan Teknologi Pertanian


					Resmikan Urban Farming di Sekolah Nusaputera, Mbak Ita Bangga Anak-anak Muda Ciptakan Teknologi Pertanian Perbesar

SEMARANG, anewsidmedia.com – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku bangga dengan ide brilian dan inovasi anak-anak muda di bidang pertanian. Hal ini disampaikan Mbak Ita, sapaan akrab wali kota usai melakukan Kick Off Urban Farming di Sekolah Nusaputera, Jalan Karang Anyar No 574, Gabahan, Semarang Tengah, Rabu (25/10).

“Saya mengapresiasi sekolah Nusaputera yang bisa memfasilitasi siswa untuk menelurkan ide brilian dan inovasinya di bidang teknologi pertanian,” katanya.

“Saya mengapresiasi (Sekolah Nasional Nusaputra) sangat luar biasa, karena bisa memfasilitasi siswa untuk menelurkan ide brilian dan inovasinya di bidang teknologi pertanian. Di sini juga menunjukkan bagaimana anak muda memiliki karakter yang sangat luar biasa. Anak-anak ini kan dari berbagai suku dan agama tetapi mereka menjadi satu. Dan kegiatannya sangat luar biasa, pertama dari urban farming yang sangat modern,” ujar perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut.

Mbak Ita, tampak tertarik dengan inovasi baru para siswa. Salah satunya, Apenta Phoenix. Di Sekolah Nusaputera, terdapat green house, tempat anak-anak belajar urban farming. Di sana terdapat tanaman selada, dan melon yang ditanam dengan sistem hidroponik.

Berita Terkait:  Turunkan Angka Stunting, Tim PKK Diharap Jadi Garda Terdepan Pelayanan kepada Masyarakat

Di sinilah teknologi Apenta Phoenix, membuat kagum Mbak Ita. Teknologi ini merupakan pengatur suhu, yang apabila suhu di dalam green house lebih dari 37 derajat celcius maka secara otomatis akan menyemprotkan air dan menyiram tanaman.

“Ini urban farming yang begitu modern. Tadi ada hidroponik yang menggunakan teknologi Apenta Phoenix, yang jika suhu dalam ruangan panas akan ada sprayernya,” katanya.

Tak hanya itu, lanjutnya, ada teknologi sensor tanah juga yang dikembangkan di sekolah Nusaputera. “Sensor tanah ini bisa melihat pH atau unsur masam tanah. Secara otomatis sensor akan mengecek tanah kering, kemudian jika tanah kering maka air akan mengalir ke tanah melalui pipa-pipa,” jelasnya.

Di sini, lanjutnya, ada juga melon hidroponik. Mereka juga menggunakan sistem digital, dengan QRCode mengenalkan pengetahuan tanaman yang dipadukan dengan teknologi.

“Anak-anak diajari dari hulu ke hilir, mereka diajari menanam hingga mengolah makanan. Bahkan mereka menjual produk olahannya dengan beragam bahasa, ada bahasa Jawa, China, Bahasa Inggris,” imbuhnya.

Berita Terkait:  Sebanyak 50 Perguruan Tinggi Ikuti 13th Sragen University Expo 2024

Tak sampai di situ, ada juga penggunaan aplikasi MyNusaputera. Mereka menjual hasil olahan dan bisa pesan antar melalui aplikasi tersebut. Menariknya, transaksi mereka menggunakan sistem cashless dengan QRIS.

“Luar biasa penggunaan teknologi di sini. Jika dikembangkan lagi, ini bisa jadi laboratorium hidup dan percontohan sekolah lain. Bahkan bukan hanya anak-anak saja tapi kelompok tani, kelompok wanita tani, dan petani milenial bisa belajar di sini,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Perguruan Nusaputera, Ridwan Sanjaya mengatakan, sekolah Nusaputera memiliki jenjang pendidikan dari Play group hingga sekolah tinggi.

“Kita juga punya sekolah menengah kejuruan yang ada bidangnya teknologi. Sehingga teknologi-teknologi yang diceritakan Bu Ita, merupakan pengembangan yang dilakukan SMK Nusaputera,” katanya.

Menurutnya, pengembangan teknologi ini merupakan kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya, kolaborasi dengan PT. Dunia Bayar Indonesia yakni perusahaan software dan menghasilkan aplikasi My Nusaputera.

“Kami mengajarkan dari sisi kewirausahaan agar berkembang, tapi juga dari sisi literasi. Literasi terkait urban farming, literasi terkait digital, termasuk keuangan digital. Sehingga anak-anak sudah mendapatkan pengetahuan itu sejak dari playgroup, TK, SD, SMP, SMA dan sekolah tinggi,” imbuhnya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Pemberantasan Truk Odol dan Pengemudi Tidak Terdidik

28 Februari 2025 - 17:34 WIB

Dikdasmen PWM Sulawesi Selatan Jadi Tuan Rumah OlympicAD VIII Tahun 2026

28 Februari 2025 - 17:28 WIB

Trending di Pendidikan