Menu

Mode Gelap

Kesehatan · 26 Okt 2023 14:01 WIB

Kenali Penyebab dan Cara Mengurangi Resiko Penyakit Kanker Payudara


					Kenali Penyebab dan Cara Mengurangi Resiko Penyakit Kanker Payudara Perbesar

JAKARTA, anewsidmedia.com – Kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel yang membentuk jaringan payudara mengalami pertumbuhan tidak terkendali. Sel-sel kanker ini dapat membentuk massa atau tumor yang dapat menjadi ganas jika mereka menyebar ke jaringan tubuh lainnya. Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita. 

Gejala kanker payudara dapat beragam, tetapi gejala yang paling umum adalah perubahan bentuk atau ukuran payudara, benjolan yang teraba, nyeri atau rasa sakit pada payudara, perubahan pada kulit payudara, atau keluarnya cairan dari puting susu. Namun, perlu diingat bahwa kanker payudara dalam beberapa kasus juga dapat tidak menimbulkan gejala.

Dikutip dari dinkes.jakarta.go.id Kemenkes RI menyatakan di antara lebih dari 200 jenis kanker yang ada, kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak di dunia, termasuk di Indonesia. Tercatat sebanyak 2,3 juta perempuan di dunia didiagnosis kanker payudara. Di Indonesia, jumlah penderita kanker payudara diperkirakan bertambah sekitar 65.000 kasus baru setiap tahun. 

Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada tahun 2020, kanker menjadi penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar kedua setelah penyakit jantung yaitu sebesar 3,5 triliun rupiah. Diketahui 1 dari 8 wanita dapat mengidap kanker payudara selama hidupnya.

Berita Terkait:  Imbang Hadapi Panama, Timnas Indonesia U-17 Punya Kans ke 16 Besar

Penyebab Kanker Payudara 

Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti mengenai penyebab kanker payudara yang terjadi dalam tubuh seseorang. Namun beberapa hal dapat memicu munculnya kanker payudara, di antaranya sebagai berikut:

1. Perokok aktif maupun pasif

2. Haid pertama pada umur kurang dari usia 12 tahun

3. Tidak pernah menyusui anak

4. Melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun.

5. Pola makan yang buruk.

6. Riwayat penyakit kanker pada anggota keluarga

Faktor Risiko Kanker Payudara

Penyebab kanker payudara tidak selalu dapat diidentifikasi dengan pasti, tetapi ada beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai peningkat risiko untuk mengembangkan kanker payudara. Beberapa faktor risiko utama tersebut itu meliputi:

a. Faktor Genetik: Mutasi gen tertentu, seperti BRCA1 dan BRCA2, dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara atau mutasi genetik tertentu, risiko mereka dapat meningkat.

b. Usia dan Jenis Kelamin: Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua. Kanker payudara jauh lebih umum pada wanita daripada pada pria.

c. Hormon Seks dan Hormon Reproduksi : Paparan jangka panjang terhadap hormon estrogen, terutama dalam bentuk terapi hormon pasca-menopause atau penggunaan kontrasepsi hormonal, dapat meningkatkan risiko. Selain itu,  ada beberapa faktor yang mempengaruhi hormon reproduksi, seperti mulai menstruasi pada usia muda atau menopause pada usia yang lebih tua, juga dapat berkontribusi pada risiko.

Berita Terkait:  Dinarpus Brebes Gelar Pemilihan Duta Baca

d. Kondisi Genetik Kelainan: Beberapa kondisi genetik tertentu, seperti sindrom Li-Fraumeni atau Cowden, juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

e. Gaya Hidup: Faktor gaya hidup seperti konsumsi alkohol yang berlebihan, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko.

f. Paparan Radiasi: Paparan radiasi ionisasi di daerah dada misalnya, dalam pengobatan kanker atau pemeriksaan radiologi yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Tips Mengurangi Risiko Terkena Kanker Payudara

Dalam mengurangi risiko terkena kanker payudara atau mendeteksinya sejak dini, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menghimbau setiap perempuan untuk melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan Pemeriksaan Payudara secara Klinis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (SADANIS) secara berkala dengan tujuan menemukan benjolan dan tanda-tanda abnormal pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya. 

SADARI dan SADANIS dapat dilakukan setiap bulan pada hari ke 7 hingga ke 10 terhitung dari hari pertama haid, atau pada tanggal yang sama setiap bulan bagi perempuan yang sudah menopause. Dengan melakukan kedua pemeriksaan ini secara berkala, kanker payudara dapat ditemukan pada stadium dini dan meningkatkan angka harapan hidup pada penderitanya. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting dalam mengelola kanker payudara. Selain itu ada beberapa tindakan pencegahan dan praktik kesehatan yang dapat diikuti, di antaranya:

Berita Terkait:  53 Siswa SD Ikuti Uji Keterbacaan Buku Cerita Anak Dwibahasa Jawa-Indonesia Bergambar

1. Pola Hidup CERDIK: Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terus mengajak dan mengedukasi masyarakat Jakarta untuk menghindari penyakit kanker dengan menjalankan pola hidup CERDIK yaitu Cek kesehatan berkala; Enyahkan asap rokok; Rajin aktivitas fisik; Diet seimbang; Istirahat cukup; Kelola stres.

2. Lakukan mamografi: Jalani mamografi secara teratur sesuai dengan panduan medis dan rekomendasi dokter. Mamografi adalah alat penting untuk deteksi dini kanker payudara, terutama pada wanita di atas usia 40 tahun.

3. Perhatikan Kontrasepsi Hormonal: Diskusikan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan dokter. Beberapa metode kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi risiko kanker payudara, jadi penting untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan.

4. Menyusui bayi: Menyusui bayi kita dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara. ASI eksklusif selama beberapa bulan dapat memberikan manfaat tambahan untuk tubuh kita terhindar dari penyakit tersebut.

5. Identifikasi faktor risiko genetik: Apabila kita memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, bicarakan dengan dokter. Jika kita memenuhi syarat, lakukan program pemeriksaan khusus atau tes genetik untuk mengidentifikasi faktor risiko genetik.

Nah sobat sehat, ingatlah bahwa tidak ada cara untuk mencegah kanker payudara sepenuhnya, tetapi dengan mempraktikkan langkah-langkah pencegahan ini dan menjalani pemeriksaan secara teratur, kita dapat meningkatkan peluang deteksi dini dan pengobatan kanker payudara. Penting juga untuk terus berkonsultasi dengan dokter untuk perencanaan perawatan dan pencegahan yang sesuai berdasarkan situasi masing-masing.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Meniadakan Mudik Gratis Sepeda Motor

23 Februari 2025 - 11:19 WIB

Trending di Ekonomi