Menu

Mode Gelap

Pendidikan · 19 Agu 2024 20:44 WIB

Membangun Masa Depan tanpa Kekerasan: Edukasi Dampak Negatif Tawuran Sejak Dini di SD Wonokerto


					Membangun Masa Depan tanpa Kekerasan: Edukasi Dampak Negatif Tawuran Sejak Dini di SD Wonokerto Perbesar

MAGELANG, anewsidmedia.com – Shella Amelia Putri, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro, melaksanakan program edukasi mengenai dampak negatif tawuran sejak usia dini kepada siswa kelas 5-6 Sekolah Dasar Negeri Wonokerto.

Latar belakang dari program ini yaitu karena secara realita terjadi fenomena tawuran pelajar telah mandarah daging di Indonesia bahkan telah menjadi sebuah tradisi atau kebiasaan, termasuk di Desa Wonokerto, di mana beberapa remaja terlibat dalam peristiwa tawuran di sekolah mereka.

Tawuran antar pelajar didefinisikan sebagai suatu perkelahian massal antar kelompok pelajar. Tawuran mengakibatkan dampak negatif yang luas, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, seperti kematian dan luka berat bagi pelajar, kerusakan pada kendaraan dan properti, trauma bagi korban, rusaknya mental generasi muda, serta penurunan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dengan adanya edukasi kepada anak-anak tentang dampak negatif dari tawuran, diharapkan dapat mengurangi kejadian tawuran dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi mereka untuk berkembang secara positif.

Program ini juga mencakup diskusi tentang dampak tawuran serta langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil oleh seluruh lapisan masyarakat.

Berita Terkait:  Bagja Minta Pendukung Capres-Cawapres Menahan Diri untuk Berkampanye Sebelum 27 November 2023

Pencegahan peristiwa tawuran antar pelajar memerlukan peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat, mulai dari orang tua, guru, dan sekolah, hingga pemerintah dan aparat kepolisian.

Setiap pihak memiliki tanggung jawab dan kontribusi penting dalam membentuk lingkungan yang kondusif bagi anak-anak untuk tumbuh dan belajar tanpa kekerasan. Langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil meliputi memperbanyak silaturahmi antar komunitas untuk menghindari kesalahpahaman yang sering menjadi pemicu tawuran, membentuk delegasi-delegasi kuat yang memiliki otoritas untuk memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku tawuran, serta melakukan mediasi yang efektif untuk meredakan konflik sebelum berkembang menjadi kekerasan.

Selain itu, memperluas pengetahuan anak-anak dan remaja dalam konteks agama, hukum, dan sosial sangat penting agar mereka dapat memahami bahaya kekerasan dan memilih cara-cara yang damai dalam menyelesaikan masalah.

Yang tak kalah penting, menumbuhkan karakter yang kuat pada anak-anak melalui pendidikan nilai dan bimbingan moral akan membantu mereka mengembangkan sikap yang bertanggung jawab, sehingga mereka mampu menghindari tawuran dan tindakan kekerasan lainnya.

Berita Terkait:  Pj. Bupati Kunjungi dan Apresiasi Dapur Umum Relawan Muhamamdiyah Jepara

Melalui edukasi ini, diharapkan anak-anak dapat memahami secara mendalam berbagai dampak buruk dari tawuran, baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain di sekitar mereka.

Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi kejadian tawuran, tetapi juga membentuk generasi muda yang berintegritas, bertanggung jawab, dan sadar akan pentingnya hidup damai. Edukasi ini mengajarkan mereka cara menyelesaikan konflik dengan metode damai tanpa kekerasan, serta memberikan mereka alat untuk mengelola emosi secara bijaksana.

Dengan pengetahuan ini, anak-anak diharapkan mampu membuat keputusan yang lebih baik dan positif, baik dalam kehidupan pribadi mereka maupun dalam lingkungan akademis.

Lebih dari itu, program ini juga bertujuan menciptakan lingkungan yang lebih aman, tertib, dan harmonis, di mana generasi muda dapat tumbuh dan berkembang dengan potensi penuh mereka tanpa terpengaruh oleh tradisi kekerasan yang merusak.

 

 

 

Penulis :
Shella Amelia Putri

Dosen Pembimbing Lapangan :
Prof. Dr. Ir. Suzanna Ratih Sar, M.M, M.A

Lokasi :
Desa Wonokerto, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang

Berita Terkait:  16 Puskesmas Di Yogyakarta Telah Terakreditasi Paripurna

Editor :
Pradipta

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Dikdasmen PWM Sulawesi Selatan Jadi Tuan Rumah OlympicAD VIII Tahun 2026

28 Februari 2025 - 17:28 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan