SRAGEN, anewsidmedia.com – Tongkol jagung merupakan limbah dari tanaman jagung yang biasanya hanya dilakukan pembakaran saja. Pembakaran tongkol jagung menimbulkan banyak dampak negatif terutama terkait pencemaran udara, masalah kesehatan terutama berkaitan dengan pernapasan, dan menyebabkan kerusakan lingkungan.
Upaya meminimalisasi kegiatan pembakaran sampah organik dengan mengelolanya dengan metode yang lebih ramah lingkungan dapat menggunakan beberapa metode seperti komposting, pengolahan biogas, pemisahan dan daur ulang.
Daur ulang sampah organik dapat dilakukan salah satunya yaitu dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan kembali sampah organik berupa tongkol jagung di Desa Mojopuro, Asti Prihatiningrum dari KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) merencanakan pembuatan pakan ternak dari limbah tongkol jagung menggunakan metode silase.
Metode silase merupakan salah satu cara pengolahan pakan ternak yang efektif dan ramah lingkungan, terutama untuk memanfaatkan limbah seperti tongkol jagung.
Silase melibatkan fermentasi anaerobik bahan pakan ternak untuk memperpanjang umur simpan dan kandungan nutrisinya. Melalui pengolahan tongkol jagung dengan metode silase, manfaat yang akan didapatkan yaitu pengawetan pakan untuk memastikan pakan tersedia saat dibutuhkan, peningkatan nilai gizi, dan pengurangan volume limbah.
Limbah tongkol jagung cocok untuk dijadikan pakan ternak karena kandungan nutrisi didalamnya diyakini baik untuk ternak, diantaranya kandungan serat kasar yang tinggi baik untuk kesehatan pencernaan ternak, karbohidrat terutama dari selulosa dan hemisolulosa yang dapat menjadi sumber energi untuk ternak, dan tongkol jagung yang kaya akan vitamin dan mineral.
Pengolahan limbah tongkol jagung dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Agustus 2024 bertempat di bank sampah Desa Mojopuro. Kegiatan ini dilakukan oleh KKN Tim II Undip bersama Pengurus desa bagian lingkungan, yaitu Bapak Heru.
Pembuatan pakan ternak metode silase membutuhkan bahan lain yaitu molases dan bekatul atau dedak dengan perbandingan 3 tongkol jagung yang telah dihaluskan : 1 molases : 3 bekatul. Proses pencampuran dilakukan lngsung dalam wadah hingga merata. Proses fermentasi pakan ternak dengan metode silase berbahan tongkol jagung ini membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 minggu hingga pakan ternak siap siap diberikan.
Gagasan pemanfaatan limbah pertanian ini disambut baik oleh masyarakat Desa Mojopuro sebagai salah satu program integrasi antara pertanian dan peternakan.
Inisiatif ini direspon baik salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Bapak Heru selaku pengelola bank sampah dan lingkungan Desa Mojopuro “Pembuatan pakan ternak dari limbah pertanian ini bagus sekali sebagai integrasi antara pertanian untuk peternakan sehingga jumlah sampah organik hasil pertanian akan dikelola dengan lebih bermanfaat”.
Edukasi masyarakat terkait pemanfaatan tongkol jagung menjadi pakan ternak akan diinformasikan melalui video penjelasan dan proses pembuatan secara singkat.
Inisiatif pemanfaatan limbah organik ini diharapkan dapat menjadi contoh yang menginspirasi warga Desa Mojopuro khususnya para petani dan peternak untuk mengadopsi teknik silase dalam mengolah limbah hasil pertanian sehingga akan ada lebih banyak upaya serupa dalam mengelola limbah pertanian dengan cara yang cerdas dan efisien.