Menu

Mode Gelap

Pendidikan · 17 Agu 2024 23:32 WIB

Mahasiswa KKN Tim 2 Undip Keefektifan Pembuatan Eco Enzym Sebagai Desinfektan Sebagai Pencegahan Pasca Penyakit Anthrax di Desa Mojopuro


					Mahasiswa KKN Tim 2 Undip Keefektifan Pembuatan Eco Enzym Sebagai Desinfektan Sebagai Pencegahan Pasca Penyakit Anthrax di Desa Mojopuro Perbesar

SRAGEN, anewsidmedia.com – Desa Mojopuro merupakan desa yang sebagian penduduknya bekerja sebagai petani dan peternak. Potensi peternakan yang ada di Desa Mojopuro tentunya diikuti dengan adanya permasalahan berupa limbah yang datang dari peternakan tersebut, yang apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan banyak masalah.

Limbah berupa Kulit buah menjadi sebuah permasalahan tetapi juga menjadi sebuah potensi yang dapat dimaksimalkan untuk dijadikan eco enzym sebagai desinfektan. Efektivitas desinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya konsentrasi, waktu kontak, pH, jenis mikroorganisme , luas area kontaminasi , bahan organik dan formulasi.

Pemanfaatan kulit buah sebagai desinfektan sangat membantu mengurangi limbah sampah , serta pemanfaatan kulit buah dapat menjadi salah satu hal baik dalam mengurangi sampah di penduduk Desa Mojopuro serta membantu perekonomian warga desa Mojopuro.

Selama keberlangsungan kegiatan pertanian dan peternakan yang ada di Desa Mojopuro, diketahui bahwa pemanfaatan limbah kulit buah sebagian besar dilakukan tanpa adanya pengolahan.

Pelatihan yang dilakukan dilakukan dengan melakukan pengolahan limbah kulit buah dengan menggunakan starter berupa gula jawa dan air, Manfaat gula jawa dapat meningkatkan kualitas fermentasi, dimana Kandungan gula alami dalam gula jawa membantu meningkatkan kualitas fermentasi, karena mikroorganisme membutuhkan gula untuk menghasilkan enzim dan asam yang dibutuhkan selama proses fermentasi, dimana mikroorganisme yang aktif akan memproduksi senyawa yang dapat membantu membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen.

Berita Terkait:  Sosialisasi Membangun dan Melatih Jiwa Kewirausahaan

Fungsi gula jawa dapat mendukung aktivitas mikroorganisme, yang dapat meningkatkan efektivitas eco-enzym sebagai efektivitas desinfektan.

Menanggapi hal tersebut Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Diponegoro (UNDIP) melaksanakan kegiatan berupa pelatihan dan mengaplikasikan proses pembuatan eco enzym dengan metode fermentasi.

Pengolahan limbah kulit buah dengan metode fermentasi menggunakan starter berupa gula jawa yang menyediakan karbohidrat yang berfungsi sebagai makanan utama bagi mikroorganisme seperti bakteri dan ragi selama proses fermentasi.

Mikroorganisme ini memanfaatkan gula untuk menghasilkan enzim, asam organik , dan senyawa lain yang memiliki sifat antibakteri dan antijamur. Enzim-enzim ini membantu dalam proses desinfeksi dengan memecah kotoran dan patogen.

Pelatihan ini dilakukan dengan harapan masyarakat Desa Mojopuro yang memiliki limbah kulit buah dapat mengolah limbah domestik sehingga nilai gunanya meningkat menjadi sebuah produk eco-enzym yang mudah dibuat dan berguna sebagai desinfektan bagi kandang ataupun untuk kebutuhan kebersihan rumah tangga.

Penggunaan limbah kulit buah menjadi eco-enzym dapat menjadi salah satu solusi dari mengurangi penggunaan desinfektan kimia dan mahalnya  harga desinfektan saat ini, karena dengan pemanfaatan limbah kulit buah dapat mengurangi berkembang biaknya hama dan patogen yang dapat mengancam kesehatan manusia dan hewan, serta mengurangi kebutuhan energi yang diperlukan untuk pengolahan limbah konvensional.

Berita Terkait:  Kemegahan Museum Muhammadiyah di Kompleks Kampus UAD Yogyakarta

Pemanfaatan limbah menjadi desinfektan tentunya akan membantu warga desa mojopuro dan para peternak untuk mengurangi penggunaan desinfektan kimia dan mengurangi biaya untuk membeli desinfektan sehingga dapat menghemat biaya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Dikdasmen PWM Sulawesi Selatan Jadi Tuan Rumah OlympicAD VIII Tahun 2026

28 Februari 2025 - 17:28 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan