SRAGEN, anewsidmedia.com – Dalam upaya memajukan ekonomi digital di Desa Gemantar, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen, Ahmad Alvin Griffin, mahasiswa Informatika Universitas Diponegoro (Undip), bersama tim KKN, memperkenalkan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai alat pembayaran yang lebih efisien dan aman.
Program ini dirancang tidak hanya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, tetapi juga membantu mereka, khususnya pelaku UMKM, dalam pembuatan kode QRIS untuk transaksi sehari-hari.
Program ini menyasar pelaku UMKM dan masyarakat umum Desa Gemantar yang tertarik untuk meningkatkan efisiensi dalam transaksi mereka. Dengan QRIS, masyarakat diharapkan dapat beralih dari transaksi tunai yang kurang aman dan tidak efisien, ke pembayaran digital yang lebih praktis.
Program ini dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama diadakan di balai desa, di mana masyarakat dapat mengikuti pelatihan dan mendapatkan bantuan dalam pembuatan kode QRIS. Tahap kedua dilakukan dengan metode door-to-door, di mana tim KKN langsung mengunjungi pelaku UMKM di tempat usaha mereka untuk memberikan bantuan dan edukasi lebih lanjut.
Kegiatan utama dilaksanakan di balai desa Gemantar, dengan tim KKN juga bergerak ke berbagai rumah pelaku UMKM. Untuk memastikan informasi tersebar luas, tim KKN menggunakan poster dan brosur yang ditempatkan di berbagai titik strategis di desa.

Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Desa Gemantar, yang sebagian besar masih bergantung pada transaksi tunai, dapat beralih ke metode pembayaran digital yang lebih aman dan cepat.
Penggunaan QRIS juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional UMKM desa.
Tim KKN memberikan pelatihan yang komprehensif mengenai penggunaan QRIS, mulai dari cara membuat kode QRIS hingga cara menggunakannya dalam transaksi. Selain itu, tim KKN juga bekerja sama dengan bank lokal untuk mendukung adopsi QRIS secara lebih luas di desa ini.