Menu

Mode Gelap

Kesehatan · 13 Jun 2024 18:35 WIB

Pakar Sarankan Jemaah Haji Pakai Masker untuk Cegah ISPA dan Pneumonia


					Pakar Sarankan Jemaah Haji Pakai Masker untuk Cegah ISPA dan Pneumonia Perbesar

JAKARTA, anewsidmedia.com – Jemaah haji diimbau untuk mengenakan masker hingga minum cukup air putih untuk mencegah terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pneumonia selama beribadah di Tanah Suci. Imbauan itu disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama.

Tjnadra menerangkan, penggunaan masker dapat mencegah polusi atau debu yang mungkin jadi faktor risiko untuk terkena infeksi saluran napas. Minum air yang cukup memadai, untuk mencegah dehidrasi dan juga menjaga kelembaban tubuh.

“Setidaknya ada empat faktor risiko terjadinya ISPA di kalangan jamaah saat ini antara lain cukup banyak kerumunan orang yang memudahkan penularan, udara panas dan kering di tanah suci, polusi dan daya tahan tubuh jamaah yang mungkin terganggu karena kelelahan aktivitas dan juga perubahan suasana,” tuturnya, Rabu.

Oleh karena itu, upaya pencegahan yang dilakukan selain penggunaan masker dan minum air putih, yakni tetap menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) karena ini berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh termasuk menghadapi kemungkinan ISPA.

Berita Terkait:  Menkes Gagas Biomedical Genome Science Initiative (BGSi)

Kemudian, bila ada penyakit kronik maka perlu konsumsi obat secara teratur sesuai yang dianjurkan, karena perburukan penyakit kronik akan lebih mudah memicu terjadinya ISPA.

“Kalau sudah mulai ada keluhan batuk, panas dan gangguan pernapasan lainnya maka segera berkonsultasi ke dokter kloter atau sektor terdekat. Bila ada perburukan keluhan maka segera berobat ke pelayanan kesehatan yang lebih lengkap, seperti halnya klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) atau mungkin rumah sakit pemerintah Arab Saudi,” jelas Tjandra.

Di sisi lain, dia juga mengingatkan prinsip tatalaksana kasus ISPA dan pneumonia bagi petugas kesehatan antara lain infus dan asupan gizi yang cukup guna meningkatkan daya tahan tubuh pasien, obat simtomatik, seperti antipiretik, mukolitik dan ekspektoran.

“ISPA ringan belum tentu perlu diberikan diberikan antibiotika atau antivirus, tergantung analisa klinik yang dilakukan. Untuk ISPA berat dan pneumonia maka pemberian antibiotika atau antivirus tentu sebaiknya dilakukan berdasar pola kuman pada pasiennya, walaupun dapat juga diberikan berdasar data empirik,” ujar Tjandra.

Berita Terkait:  Dinkes Kota Surakarta Imbau Masyarakat Waspadai Fenomena Pneumonia Misterius

Kemudian, apabila keadaan pneumonia makin berat maka petugas bisa menanganinya sesuai prosedur penanganan gagal napas, termasuk mungkin bila diperlukan penanganan di ICU dengan ventilator dan lain sebagainya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyarankan calon haji menerapkan sejumlah hal demi menjaga kesehatan selama beribadah antara lain konsumsi makanan bergizi, istirahat cukup yakni 6 – 8 jam sehari, konsumsi suplemen, selalu menggunakan alat pelindung diri apalagi keluar hotel, periksa kesehatan rutin, dan tetap bersosialisasi.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Meniadakan Mudik Gratis Sepeda Motor

23 Februari 2025 - 11:19 WIB

Trending di Ekonomi