BLORA, anewsidmedia.com – Guru TPQ diminta untuk turut mendukung dan mensosialisasikan program Sekolah Sisan Ngaji (SSN). Hal ini disampaikan Bupati Blora Arief Rohman. Hal itu dalam rangka menyukseskan program yang segera akan dilaksanakan serentak pada tahun ajaran baru 2024-2025.
Diketahui, program yang diinisiasi dalam rangka menanamkan kepada peserta didik agar mempunyai kebiasaan yang baik dalam melaksanakan ibadah telah resmi di-launching pada 20 Maret 2024.
Bupati Arief berharap program SSN dilaksanakan dengan baik di seluruh sekolah di Kabupaten Blora. “Saya berharap program ini dapat diselenggarakan dengan baik di seluruh sekolah untuk pembekalan pendidikan karakter anak,” ucapnya.
Materi inti untuk siswa muslim dari program SSN ada tiga, antara lain siswa setelah lulus SD minimal bisa Baca sekaligus Tulis Al-Qur’an, kemudian hafal surat pendek serta praktik ibadah dan zikir.
Bupati yang akrab disapa Gus Arief itu tidak ingin program tersebut memberatkan para siswa.
“Saya tidak ingin program ini terkesan memberatkan dan anak-anak terbebani, sebab kebiasaan-kebiasaan yang baik akan mendatangkan kebaikan,” ungkapnya.
Gus Arief pun meminta para Guru TPQ untuk mendukung program SSN. Karena kualifikasi kompetensi tenaga pendidik harus sesuai dengan ruang lingkup materi SSN yang diampu.
“Apabila tidak terpenuhi maka sekolah dapat mengusahakan tenaga pendidik yang mempunyai keahlian bidang tersebut yang berasal dari luar satuan pendidikan, seperti: satuan pendidikan terdekat, tokoh masyarakat dan lembaga keagamaan,” lanjutnya.
Ia pun juga senantiasa membuka diri untuk menerima masukan usul, saran untuk kelanjutan pembangunan ke depan.
Kepala Dinas Pendidikan Blora, Sunaryo menjelaskan tahun ajaran baru 2024-2025 program tersebut siap diterapkan serentak di seluruh sekolah.
“Tahun ajaran baru ini kami pastikan sudah bisa jalan serentak,” paparnya.
Dalam konteks SSN menurutnya lengertian mengaji ini umum dan luas. Dari kata kaji alias menelaah.
Jadi tidak cuma Islam, tapi sesuai keyakinan dan agama masing-masing.
Lebih lanjut, kata Sunaryo, dalam implementasinya nanti SSN dibuat dua skema. Masuk intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
Untuk yang masuk intrakurikuler jenjang PAUD hingga SD. Sementara untuk SMP masuk ekstrakurikuler.
“Di jenjang PAUD masuk intrakurikuler. Dimasukkan, terintegrasi pelajaran keseharian. Juga di SD seperti itu,” paparnya.
Sementara khusus SMP masuk ekstrakurikuler dengan skema dilaksanakan pagi hingga siang. Karena siswa SMP banyak, dimungkinkan menambah guru agama dari luar. Bisa diambilkan dari Madin dan TPQ.