DEMAK, anewsidmedia.com – Banjir yang melanda Kabupaten Demak pada Maret lalu menyebabkan kerugian cukup signifikan di sektor budi daya ikan. Seperti bencana Februari, banjir kedua di Demak disebabkan tanggul jebol Sungai Wulan di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Demak.
Menurut Plt Kepala Bidang Perikanan dan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Demak, Siti Sunarti mengatakan, kalkulasi akhir kerugian budi daya mencapai miliaran rupiah.
“Rata-rata mereka sudah antisipasi karena bencana yang kedua, jadi ini total nilai kerugian ada Rp 22,1 M,” ujar Siti.
Budi daya perikanan terdampak banjir meliputi kolam ikan air tawar dan payau dengan luasan mencapai lebih dari 2.000 hektar.
“Itu ada 2.128 hektare yang kena banjir. Dari total keseluruhan 5.552 hektar. Kalau kolamnya lele sama nila, kalau tambaknya udang dan bandeng,” terangnya.
Rincian kolam dan tambak terdampak banjir, Kecamatan Sayung 750,70 (ha), Karangtengah 281,52 (ha), Wedung 570,60 (ha), Bonang 522,93 (ha), Guntur 0,96 (ha), Kebonagung 0,43 (ha), Dempet 0,01 (ha), Demak 0,41 (ha), dan Kecamatan Wonosalam 0,515 (ha).
Siti menjelaskan, angka kerugian tersebut disusun oleh tim dan akan dilaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memperoleh bantuan.
“Kita ajukan sesuai dengan kerugian mereka, ada sarpras meliputi mesin-mesin, kemudian ada pakan, benih, kemudian ada juga kerugian tambaknya nanti kita hitung,” tutur dia.