GROBOGAN, anewsidmedia.com – Banjir yang terjadi akibat cuaca ekstrim di Kabupaten Grobogan menjadi PR besar Pemda. Meluasnya banjir yang melanda kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah itu ditengarai karena wilayah hulu Sungai Lusi terus mengirimkan debit air ditambah cuaca juga masih sering turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Hasil kaji cepat yang dihimpun tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Grobogan per Jumat (15/3) pukul 20.00 WIB, banjir telah berdampak di 113 desa yang terbagi di 13 kecamatan dari total 19 wilayah kecamatan. Dengan kata lain, 68% wilayah Kabupaten Grobogan telah terdampak banjir yang dipicu oleh cuaca ekstrem akibat adanya gangguan di atmosfer.
Beberapa wilayah kota Purwodadi bahkan sempat terendam hingga menyebabkan pusat kota lumpuh.
Ketua DPRD Agus Siswanto menyebut bahwa untuk menangani banjir di Grobogan ke depan harus dilakukan koordinasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pasalnya sungai-sungai yang mengelilingi pusat kota adalah kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Sungai Lusi, Tuntang, Glugu itu semua kewenangannya milik pusat. Jadi dalam hal ini kami mendorong pemda yaitu Dinas PU (Pekerjaan Umum) supaya koordinasi dengan Kementerian untuk menangani permasalahan ini,” ungkapnya.
Belajar dari peristiwan banjir ini, Agus menginginkan dalam hal penyusunan Detail Engineering Design (DED) supaya diperhitungkan kemungkinan kerusakan dan bencana akibat cuaca ekstrim hingga menyebabkan luapan sungai.
Untuk diketahui banjir menerjang Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Sebanyak 113 Desa di 13 Kecamatan terendam. banjir ini disebabkan luapan air Sungai Lusi.
Laporan situasi yang disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan menginformasikan bahwa banjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa di awal bulan Februari lalu. Bahkan ketinggian muka air juga lebih tinggi dan bertahan dalam durasi yang cukup lama.