BLORA, anewsidmedia.com – Rerata pengeluaran uang per kapita warga dalam sebulan telah mencapai Rp 1,09 juta, mengalami peningkatan dibanding tahun 2022. Komoditas yang umum dibeli masih dominan berupa bahan pangan dan kebutuhan pokok.
Meskipun nilai Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar Rp 2,1 juta, diperkirakan masih mencukupi untuk menyisihkan tabungan. Menurut Bidang Statistik Pengeluaran Penduduk BPS Blora, Rosyida Dwi, hasil survei tahun 2023 menunjukkan adanya kenaikan pengeluaran uang penduduk menjadi sekitar Rp 1,09 juta per bulan, naik sekitar Rp 80 ribu dari tahun sebelumnya.
“Kenaikan pengeluaran ini mencerminkan peningkatan pendapatan warga. Ini menandakan pertumbuhan ekonomi di daerah,” jelasnya.
Rosyida menjelaskan bahwa survei ini mengacu pada standar Bank Dunia, yang membagi pengeluaran penduduk per kapita per bulan menjadi tiga kategori. Penduduk berpendapatan rendah (40 persen) memiliki pengeluaran sekitar Rp 549 ribu, sementara yang berpendapatan menengah (40 persen) mengeluarkan sekitar Rp 982 ribu, dan yang berpendapatan tinggi (20 persen) mengeluarkan sekitar Rp 2,4 juta.
“Pengeluaran warga sebagian besar digunakan untuk pembelian bahan pangan, dengan persentase terbesar pada padi-padian (38,49 persen), umbi-umbian (13,58 persen), ikan (11,79 persen), sayur-sayuran (8,11 persen), dan daging (3,66 persen). Sekitar 52 persen dari pengeluaran penduduk berupa bahan pangan, sementara sisanya (47 persen) untuk keperluan non-pangan,” tambahnya.
Haris, seorang pedagang kebutuhan pokok di Pasar Plaza Cepu, menyatakan bahwa berbagai jenis sayuran, ikan, dan telur sering dicari oleh pembeli, terutama pada pagi hari. Ia mengamati bahwa pembeli cukup ramai, terutama menjelang bulan puasa seperti minggu lalu, di mana banyak yang sudah memesan kebutuhan mereka sebelumnya.
“Dalam sebulan, saya sendiri diperkirakan mengeluarkan sekitar Rp 900 ribu hanya untuk kebutuhan pokok keluarga, termasuk orang tua dan adik-adik saya. Belum termasuk kebutuhan pribadi saya,” ungkapnya.