SRAGEN, anewsidmedia.com – Dalam program ini, mahasiswa KKN bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kecik serta instansi terkait lainnya untuk melakukan pemetaan detail terhadap titik-titik rawan banjir di wilayah desa. Mereka menggunakan berbagai metode survei lapangan dan analisis data geospasial guna mengidentifikasi daerah-daerah yang rentan terhadap banjir serta menentukan jalur evakuasi yang tepat.
Pemetaan ini melibatkan sejumlah langkah, data utama yang digunakan dalam membuat peta ini berdasarkan website BNPB yaitu inaRisk yang didalamnya terdapat kerentanan berbagai bencana di Indonesia.
Data yang terkumpul kemudian digunakan untuk merancang strategi mitigasi bencana, termasuk pengembangan rencana evakuasi darurat dan perbaikan infrastruktur yang rentan terhadap banjir.
Pemerintah Desa Kecik menyambut baik partisipasi aktif mahasiswa KKN dalam program pemetaan kerawanan bencana banjir. Kepala Desa Kecik, Sukidi mengatakan,
“Kami sangat mengapresiasi dedikasi dan kontribusi mahasiswa KKN dalam membantu kami meningkatkan kesiapsiagaan desa terhadap bencana banjir. Langkah ini merupakan investasi penting untuk keselamatan bersama dan pembangunan berkelanjutan.”
Program KKN pemetaan kerawanan bencana banjir ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat segera bagi masyarakat Desa Kecik, tetapi juga membawa dampak positif dalam membangun ketahanan komunitas terhadap bencana alam di masa depan.
Mahasiswa KKN diharapkan menjadi agen perubahan yang berdampak positif, siap untuk terlibat dalam berbagai upaya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di masa mendatang.
Dalam membuat kerawanan bencana banjir, Sumber data utama yang didapatkan dari website BNBP yaitu inaRisk. kemudian setelah mendapatkan data kebencanaan banjir yang ada di kemudian diolah menggunakan berbagai tools dengan software ArcGIS 10.8.

Hasil dari peta sarana dan prasarana Desa kecik divisualisasikan dalam bentuk peta yang diklasifikasikan menjadi 5 kelas yaitu Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat Tinggi Harapannya dengan adanya peta tersebut pemerintah desa dan masyarakat bisa mengetahui daerah mana saja yang memiliki kerawanan banjir yang tinggi dan juga terdapat rute evakuasi yang berakhir di balai desa sebagai tempat evakuasi.
Selain itu harapannya dengan adanya peta tersebut menjadi pedoman pemerintah desa maupun kabupaten dalam arahan pembangunan kedepannya.