SLAWI, anewsidmedia.com – Anggota MPR/DPR RI H Andi Najmi Fuaidi SH menandaskan, demokrasi merupakan sistem politik yang dipilih bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya reformasi yang memasuki usia di tahun ke 25 ini harus diperkuat dengan program penguatan demokrasi oleh semua pihak. Baik dari jajaran eksekutif maupun legislatif. Salah satunya adalah dengan sosialisasi empat pilar penopang kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
“empat pilar ini penting untuk disosialisasikan agar generasi muda yang tidak mengalami masa-masa reformasi bisa belajar langsung dan memahami sejarah perjuangan bangsa. Sehingga cita-cita reformasi, yakni terbentuknya negara yang demokratis bisa tetap terjaga,” tandas Andy Najmi di Aula Pertemuan Gedung PMI Kabupaten Tegal, Selasa (23/1/2024).
Andy Najmi mengemukakan, empat pilar ini saling berkaitan, tidak bisa dipisahkan. Pancasila sebagai dasar negara, termuat dalam UUD 1945, negara kesaturan Republik Indonesia atau NKRI ini juga perwujudan dari sila-sila yang ada di dalam Pancasila dan UUD 1945. Begitu pula dengan Bhineka Tunggal Ika, juga akan semakin kuat jika ketiga pilar diatasnya terwujud dengan baik.
Ia berharap, para pemuda khususnya para mahasiswa ini mampu menjadi penyangga dari empat pilar berbangsa dan bernegara ini.
“Saya meminta agar para pemuda dan mahasiswa ini tidak lemah dalam mewujudkan cita-cita reformasi, yang masih harus diperjuangkan dan dilanjutkan, agar negara Indonesia sebagai negara demokrasi tetap terjaga, tidak dijegal oleh mereka yang menumpang reformasi untuk kepentingan dirinya sendiri,” tandas Andy Najmi di hadapan seratusan pemuda dari Tegal dan Brebes.
Dijelaskan, dalam kesempatan ini, selain sosialisasi empat pilar, pihaknya juga menyerap aspirasi masyarakat, khususnya dari generasi muda ini. Tadi ada beberapa masukan dan saran, bahkan kritik yang membangun, yang disampaikan mereka kepada dirinya.
Sementara narasumber lainnya, Muamar Riza Pahlevi, Ketua KPU Kabupaten Brebes periode 2013-2023 menyampaikan, penguatan demokrasi ini perlu dikawal oleh para mahasiswa. Karena perjuangan mahasiswa dulu dan sekarang berbeda. Jika pada tahun 1965, gerakan mahasiswa berjuang melawan komunisme, tahun 1979 melawan kapitalisme, tahun 1998 melawan tirani Orde Baru, maka pada tahun 2024 ini adalah menjaga demokrasi ini agar jangan kembali ke masa Orde Baru.
“Jangan mengeluh dengan sikap kritis yang tidak ditanggapi, jangan pula apatis terhadap politik dan demokrasi,” katanya mengingatkan.
Reza menambahkan, salah satu untuk memperkuat demokrasi ini adalah dengan berpartisipasi secara aktif dalam pemilu.
“Di antaranya dengan memilih calon presiden, DPR dan DPRD yang memiliki kapasistas dan kemampuan personal yang mumpuni. Sehingga nantinya, mereka yang terpilih, selain karena kapasitasnya, juga akan mampu memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi rakyatnya, dengan tetap menjunjung nilai-nilai demorkasi yang jujur dan adil,” pungkas Reza.