SEMARANG, anewsidmedia.com – Setelah dianggap sudah tak ada lagi kasus polio di Indonesia pada tahun 2014, tiba-tiba kasus serupa ditemukan di Kabupaten Klaten di akhir tahun 2023. Adanya penemuan kasus polio itu, membuat pemerintah responsif dan langsung mengadakan Sub Pekan imunisasi Nasional (PIN).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar ada sebanyak 3,9 juta anak di Jateng yang menjadi sasaran Sub PIN tersebut. mantan Pj Bupati Cilacap itu menyampaikan hal itu saat mengisi workshop bertajuk ‘Komunikasi Risiko dalam Merespons Kejadian polio di Provinsi Jawa Tengah.’ Adapun acara tersebut berlangsung di Situation Room Diskominfo Kota Semarang, Rabu (24/1/2024).
Yunita menceritakan kasus polio di Klaten bermula dari riwayat perjalanan anak dari Jawa Timur. “Memang ada satu kasus polio di Klaten yang memiliki riwayat perjalanan dari Pamekasan Madura,” ucapnya.
Menurut Yunita, hingga kini penanganan kasus tersebut terus dilakukan. “Penanganan tetap lanjut. Sampai hari ini walau sudah dilakukan pengobatan, karena kelumpuhan itu saraf ya, jadi tidak bisa kembali normal,” ujarnya.
Berkaca dari terjadinya satu kasus positif polio di Kalten, maka Yunita mendorong kesadaran masyarakat untuk melakukan imunisasi polio untuk anaknya yang berusia di bawah 7 tahun. “Jangan sampai ada kasus polio di Jateng atau di Indonesia, karena (polio) sudah dianggap tidak ada tahun 2014,” tandasnya.
Kini, ujar Yunita, pihaknya dapat sedikit menghela nafas lega sebab setelah melakukan pengecekan tak ada balita lainnya yang positif. “Yang membuat agak sedikit tenang itu karena saat kita cek 30 balita, semuanya sehat dan samplenya negatif. Bahkan pihak UNICEF sampai Kemenkes itu stay di sana (Klaten) karena kasus polio ini,” bebernya.
Walau begitu, Dinas Kesehatan Provinsi Jateng akan tetap waspada sebab mobilitas di Jateng begitu tinggi. Hal itu bisa saja menimbulkan kasus polio baru., guna mengantisipasi hal itu maka Yunita meminta masyarakat untuk melengkapi imunisasi anaknyua. “Kan karena mobilitas orang Jawa Tengah, bisa saja menimbulkan kasus polio. Yang menjadi PR kita selanjutnya bahwa anak-anak, ini kalau lahir sampai dengan umur tertentu harus lengkap imunisasinya, supaya tidak kena penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi,” harapnya.
Yunita mengingatkan tak ada obat untuk kelumpuhan akibat polio. “Tidak bisa normal, makanya kita sangat menyayangkan kalau orang tua itu tidak vaksinasi, padahal ini gratis. Kalau sampai tidak membawa anaknya ke tempat pos pos imunisasi, mengobati kemampuan sistem syaraf itu kan sulit ya,” pungkasnya.