JAKARTA, anewsidmedia.com – Kabar duka menyelimuti dunia angkat besi tanah air. Lisa Rumbewas (43), legenda atlet angkat besi Republik Indonesesia (RI) meninggal dunia pada Minggu (14/1/2023) pukul 03:00 WIT atau 01:00 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Jayapura.
Atlet peraih tiga medali olimpiade itu lahir pada 10 September 1980 dan merupakan anak dari pasangan binaragawan terbaik Indonesia, Levi Rumbewas dan lifter putri Indonesia, Ida Aldamina Korwat.
Keluarga ini dikenal sebagai keluarga atlet sekaligus perintis angkat besi di Bumi Cendrawasih.
Semasa hidup, ia dikenal sebagai salah satu atlet yang selalu mengukir prestasi mengharumkan nama Ibu Pertiwi di kancah dunia.
Pada awal debutnya di Olimpiade Sydney 2000, ia berhasil meraih medali perak di cabang angkat besi, kelas 48-kg putri. Selanjutnya, pada tahun 2004 di Olimpiade Atena, dirinya kembali mengukir prestasi dengan meraih medali perak di kelas-53 kg putri.
Konsistensinya dalam mengharumkan nama bangsa terus berlanjut, pada tahun 2008 di Olimpiade Beijing, ia berhasil meraih medali perunggu di kelas-53 kg putri.
Semua medali yang diraihnya, diberikan langsung oleh International Olympic Committee (IOC) melalui perwakilan dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) pada tanggal 3 Desember 2017 di hotel Sheraton Gandaria, Jakarta.
Pemberian semua mendali tersebut dilakukan karena, sebelumnya diketahui Nastassia Novikava, atlet asal Belarusia ketahuan memakai doping turinabol dan stanozol saat bertanding sehingga medalinya dicabut.
Hasilnya, awalnya Lisa yang berada di posisi ke-4 di bawah Novikava, dengan total angkatan 206 kg, secara otomatis merebut posisi ke-3.
Selain berprestasi di tingkat olimpiade, Lisa juga pernah mengukir prestasi di kejuaraan lainnya, seperti SEA Games Kuala Lumpur 2001 dengan meraih medali perak, kelas-48 kg, Asia Games Busan 2001 dengan meraih medali perunggu, kelas-48 putri, dan Kejuaraan Dunia angkat besi Santo Domingo 2006 dengan meraih medali perak, kelas-53 putri.
Selanjutnya, kronologi kematian Lisa Rumbewas, menurut ibunda lisa, pada tanggal 6 Januari lalu, ia telah dirawat di Rumah Sakit Provita,Jayapura karena penyakit epilepsi yang kambuh sehingga membuat Lisa jatuh dan sempat tidak sadarkan diri.
“Kebetulan saat obatnya habis, ketika kambuh di malam hari dia di kamar. Ia terjatuh, tak sadar dan keningnya sudah berdarah. Kami bawa ke Rumah Sakit Provita, tiga hari dirawat di sana, kami dirujuk ke RSUD Jayapura di Senin siang hingga anak kami menghembuskan nafas terakhirnya dini hari tadi,” ujar mantan atlet lifter putri Indonesia itu.
Ida mengatakan, selama berada di rumah sakit, Lisa juga sempat mengalami kejang yang cukup parah. Tim dokter telah memberikan obat anti kejang dan beberapa obat lainnya.
“Ketika di rumah sakit katanya juga ada infeksi paru-paru dan kadar albumin juga sempat turun,” katanya.
Pihak keluarga masih mencari tempat untuk mengkebumikan jasad Lisa dan rencananya pemakaman akan dilakukan pada tanggal 15 Januari 2024.
Letjen TNI Purn Marciano Norman sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Nasional Indonesia (KONI) menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya atlet kebangaan dari Bumi Cendrawasih tersebut.
“Selaku Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat dan mewakili masyarakat olahraga prestasi, saya menyampaikan turut berduka cita,” ujarnya.