Menu

Mode Gelap

Ragam · 6 Jan 2024 02:38 WIB

Sampah dan Masalah Pompa Air Masih Jadi Problem Pemicu Banjir di Kota Semarang


					Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat mengecek beberapa aliran air yang diharapkan bisa mengendalikan banjir di Kota Semarang, Selasa (2/1). Foto: Ist Perbesar

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat mengecek beberapa aliran air yang diharapkan bisa mengendalikan banjir di Kota Semarang, Selasa (2/1). Foto: Ist

SEMARANG, anewsidmedia.com – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui jika sampah dan masalah pompa air masih menjadi problematik pemicu banjir di Ibu Kota Jawa Tengah.

Hal itu disampaikan Mbak Ita, sapaan akrabnya setelah meninjau dua rumah pompa pengendalian banjir di wilayah Semarang bagian Barat yakni Tawang Mas dan Madukoro, Selasa (2/1). Dalam pantauan di Rumah Pompa Tawang Mas masih banyak ditemukan tumpukan sampah di saluran air.

Menanggapi hal itu, dirinya meminta kepada dinas terkait untuk segera membuat screen penyaring sampah agar limbah padat tidak mengganggu aliran air.

“Karena sampah mulai ada di Bojongsalaman terus Pusponjolo, Karangayu kemudian Semarang Indah. Sehingga kalau masing-masing ada screen itu minimal bisa menyaring sampah-sampah di Tawang Mas. Karena pada saat banjir itu, limpasan dari Semarang Indah airnya menumpuk karena terhambat sampah, dan itu termasuk sampah pasar. Sehingga dengan adanya penyaring, minimal membantu,” ujarnya di sela-sela kegiatan.

Kemudian di Tawang Mas juga masih ditemukan permasalahan pada pompa untuk menyedot air banjir di mana terdapat kerusakan pada panel penggerak yang menjadi pemicu pompa tidak bisa digunakan.

Berita Terkait:  442 Jiwa Mengungsi Akibat Banjir Jepara yang Rendam 2.889 Rumah dan 250 Hektar Sawah

“Ada kerusakan satu panel untuk menggerakkan, satu panel ini nanti informasi dari DPU akan datang dari Jerman. Tanggal 10 Januari akan datang. Kemudian kedua tambahan kapasitas pompa, karena di sana memang harusnya ada kotakannya itu lima pompa, sekarang masih ada tiga,” jelasnya.

“Satu pompa harganya sekitar Rp 12 miliar, tapi dari situ tidak terinfo. Sehingga saya minta di 2024 ini bisa minimal beli satu pompa lagi,” tambahnya.

Selanjutnya pada tinjauan Rumah Pompa Madukoro, masih memerlukan bantuan dua unit pompa mobile. Pompa mobile ini digunakan untuk membantu menarik air dari wilayah Semarang Indah dan Puri Anjasmoro.

“Kedua permasalahan sangat klasik, masalah pompa dan sampah. Jadi pompa ini dari sejak 2014 bantuan BBWS, karena ini airnya menuju ke Banjir Kanal Barat. Sehingga kita upayakan bisa minta dulu kepada Menteri PUPR, karena memang dulu bangunannya dari Pemkot Semarang mesinnya BBWS atau PUPR. Dan ini sedang kita upayakan, tapi kalau tidak bisa kita beli satu dulu. Karena ini kapasitasnya dua pompa 2000 liter,” bebernya.

Berita Terkait:  Wali Kota Semarang Lantik Pejabat Jajaran Pemerintahan, Jamin Penilaian Pansel Objektif dan Tanpa Intervensi

Di sisi lain, Mbak Ita mengaku pengendalian banjir di Kota Semarang masih terkendala dengan permasalahan sedimentasi. Seperti di Banjir Kanal Barat, pengendapan material susah dikendalikan.

“Air laut sedang pasang, jadi air lari ke daratan sehingga ini yang juga menjadi satu kendala. Kenapa air balik muter lagi, karena yang di wilayah Banjir Kanal Barat ini sedimenya sudah kayak daratan. Sehingga yang harusnya air masuk ke sungai, balik lagi ke rumah pompa lagi. Mungkin juga harus kita kordinasikan dengan BBWS atau PUPR,” imbuhnya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Meniadakan Mudik Gratis Sepeda Motor

23 Februari 2025 - 11:19 WIB

Trending di Ekonomi