Menu

Mode Gelap

Pendidikan · 2 Jan 2024 18:35 WIB

Ikuti Jejak Sang Kakek Buya Hamka, Ahmad Syauqy, S.Gz., M.P.H., Ph.D. Abdikan Diri Menjadi Pendidik di UNDIP


					Ikuti Jejak Sang Kakek Buya Hamka, Ahmad Syauqy, S.Gz., M.P.H., Ph.D. Abdikan Diri Menjadi Pendidik di UNDIP Perbesar

SEMARANG, anewsidmedia.com – Siapa yang tidak mengenal Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau dikenal dengan nama Buya Hamka. Sang guru bangsa tersebut merupakan tokoh sekaligus ulama yang berpengaruh berkat pemikiran dan pengetahuannya mengenai pendidikan, politik, sastra, dan agama.

Menariknya, Ahmad Syauqy, S.Gz., M.P.H., Ph.D. cucu buya hamka pun ternyata turut mengikuti jejak sang kakek dengan mengabdikan diri menjadi dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, menekuni bidang keilmuan dibidang Gizi, khususnya tentang Pola Diet, Sindrom Metabolik, serta Biostatistik.

“Studi Epidemiologi Gizi saat ini banyak mengalami pergeseran dari yang tadinya hanya melihat satu makanan atau single diet menjadi beberapa jenis makanan yang terdapat dalam satu piring makan atau whole diet. Kebiasaan makan seseorang akan membuat sebuah pola, yang disebut sebagai pola diet atau dietary patterns. Ada pola diet yang memiliki kecenderungan kearah pola yang sehat, dan ada pula pola diet yang memiliki kecenderungan tidak sehat” tuturnya dikutip dari undip.ac.id.

Menurutnya semakin sehat pola diet seseorang, maka semakin terhindar Ia dari penyakit kronis. Sebaliknya, pola diet tidak sehat akan menjadi faktor risiko untuk terkena penyakit kronis. Sindrom metabolik adalah sekumpulan gejala dari beberapa faktor risiko kardiovaskuler termasuk hipertensi, obesitas sentral, dislipidemia, dan hiperglikemia.

Berita Terkait:  Kabar Duka Datang dari Aktor 'Albus Dumbledore' di Film Harry Potter

Lebih lanjut, ia mengatakan seseorang yang mengalami sindrom metabolik memiliki kecenderungan untuk menderita diabetes melitus dan kardiovaskuler, yang merupakan penyakit kronis dengan angka kematian tinggi di Indonesia dan dunia. Ia pun tertarik untuk melihat bagaimana hubungan antara pola diet dengan sindrom metabolik.

“Pola diet didefinisikan sebagai kuantitas, proporsi, variasi, atau kombinasi berbagai jenis makanan, minuman dan zat gizi dalam sebuah pola makan. Untuk menentukan pola diet perlu melakukan beberapa pendekatan melalui metode biostatistik. Disinilah peran ilmu biostatistik sebagai alat (tool) dalam menggambarkan pola diet seseorang. Contoh pola diet yang banyak diteliti saat ini adalah Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) Diet. Selain hipertensi, DASH diet dikaitkan dengan beberapa penyakit metabolik yang lain, seperti sindrom metabolik, obesitas, dan diabetes” lanjut Ahmad Syauqy.

Saat ini ia aktif di organisasi profesi diantaranya Pengurus Pusat (PP) Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) di tingkat nasional dan pengurus di Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) di tingkat Jawa Tengah, dan aktif di kegiatan non akademik di organisasi kemasyarakatan yaitu Muhammadiyah. Sewaktu studi S3 di Taipei Medical University, Taiwan, ia diamanahi sebagai Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Taiwan.

Berita Terkait:  Kwarda HW Boyolali Adakan Jamda VIII di Lapangan Mojosari Karang Gede

Bagi Ahmad Syauqy, Buya Hamka banyak menginspirasinya sekaligus menginspirasi jutaan orang di Indonesia bahkan dunia. Sebagai seorang cucu, hal tersebut menjadi penyemangatnya untuk terus berupaya menjaga ‘marwah’ keluarga besar Hamka dengan meneruskan jejak kakek buyutnya (Haji Rasul), Buya Hamka, dan ayahnya (Afif Hamka). Ia bersyukur saat ini berada di dunia pendidikan sama halnya dengan kakeknya.

“Saya terus berupaya untuk membuat tulisan-tulisan ilmiah sesuai bidang keilmuan saya, seperti yang dilakukan Buya Hamka. Semoga saya dapat terus mengikuti jejaknya karena Buya Hamka telah membuktikan bahwa dengan tulisan-tulisan, ia masih tetap ‘hidup’ sampai saat ini. Raga boleh saja hancur, namun tulisan dan pemikirannya tak akan pernah mati walaupun berganti zaman dan teknologi. Buya Hamka telah tiada pada tanggal 24 Juli 1981, tetapi ia akan tetap selalu diingat karena karya dan tulisannya yang abadi sampai dengan saat ini dan masa-masa yang akan datang. Bahkan sekarang filmnya pun dapat dinikmati bersama. Itulah yang menjadi inspirasi saya untuk terus berkarya” ungkap Ahmad Syauqy.

Ahmad Syauqy saat ini merupakan ketua editor Jurnal Gizi Indonesia (the Indonesian Journal of Nutrition). Buya Hamka pun dulu adalah seorang pemimpin redaksi Majalah Pedoman Masjarakat. Buya menggunakan media jurnal sebagai sarana dakwah dan pendidikan bagi masyarakat, sedangkan Ahmad Syauqy juga menggunakan media jurnal sebagai sarana dakwah dan pendidikan bagi para akademisi.

Berita Terkait:  Halal Bihalal 1445 H, Rektor: UMS Akan Kukuhkan 2 Guru Besar, dan Tambah 2 Prodi S3

“Buya Hamka adalah seorang yang multitalenta, meskipun gelar akademik yang disandangnya yakni Profesor Doktor tanpa pendidikan formal, tetap membawa sosoknya sebagai seorang akademisi ulung yang mendapatkan pengakuan di level nasional dan internasional pada zamannya. Ini juga yang menjadi motivasi bagi saya agar bisa terus belajar setinggi-tingginya, baik di nasional maupun internasional, melalui pendidikan formal ataupun non formal” lanjutnya.

Mengenai harapannya untuk kemajuan Undip menuju World Class University (WCU), ia berharap agar Undip dapat terus maju menuju WCU sehingga Undip dapat memberikan nilai-nilai yang terbaik untuk memproduksi sumber daya manusia yang berkualitas, terdidik dan profesional.

“Tentu jalan menuju WCU harus diupayakan oleh seluruh elemen civitas akademika melalui salah satunya peningkatan academic reputation. Kita harus meyakini apabila semua elemen berupaya meningkatkan kualitasnya masing-masing, maka Undip akan semakin berkembang besar dan menjadi WCU” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Dikdasmen PWM Sulawesi Selatan Jadi Tuan Rumah OlympicAD VIII Tahun 2026

28 Februari 2025 - 17:28 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan