Menu

Mode Gelap

Budaya · 31 Des 2023 23:34 WIB

Komunitas Diajeng Jadi Satu-satunya yang Melestarikan Kebaya dan Batik di Semarang


					Komunitas Diajeng Jadi Satu-satunya yang Melestarikan Kebaya dan Batik di Semarang Perbesar

SEMARANG, anewsidmedia.com – Kebaya merupakan pakaian tradisional wanita Indonesia yang dipadukan dengan kain batik sebagai bawahannya. Kecintaannya terhadap batik dan kebaya, memotivasi Maya Dewi untuk mendirikan komunitas perempuan berkebaya dan berjarik batik.

Saat ini, sudah jarang ditemukan perempuan yang mengenakan kebaya dan jarik, khususnya kaum milenial. Dengan adanya komunitas ini, Maya ingin hal ini menjadi sarana pelestarian eksistensi kebaya dan jarik bagi perempuan dari segala kalangan.

Komunitas ini didirikan sejak 15 November 2016 dengan nama Komunitas Diajeng Semarang atau dikenal juga dengan sebutan KDS. Maya Dewi selaku founder, mengatakan alasannya memilih kata “Diajeng” karena bermakna perempuan.

“Komunitas kebaya itu bisa menjadi bagian dari solusi permasalahan masyarakat, terutama perempuan, dengan kita bikin kan event budaya. Jadi, kita pakai kebaya, tapi kita juga bisa menarasikan banyak hal.” Ujar Maya (11/04/2023).

Tidak hanya sekedar menggunakan kebaya dan berjarik batik, Komunitas Diajeng Semarang menekankan kegiatan berupa edukasi budaya. Dengan mengembangkan nilai-nilai budaya melalui kebaya dan berjarik batik, KDS telah turut serta melestarikan budaya lokal hingga sampai ke ranah Internasional dengan segudang prestasi.

Berita Terkait:  Sampel Rambut Asisten Saipul Jamil Diserahkan ke Laboratorium

“Saya senang karena Diajeng itu mengajak kita untuk menggunakan kebaya yang mewakili kecantikan perempuan Indonesia, jadi dengan bersama Diajeng Semarang sangat menyenangkan ketika kita bisa berkumpul sesama perempuan” Ucap Theresia salah satu anggota Komunitas Diajeng Semarang (17/05/2023).

Melalui komunitas ini, Maya berharap dapat mengajak seluruh wanita Indonesia untuk dapat turut serta melestarikan kebudayaan lokal, agar tidak tergerus oleh kebudayaan asing yang silih berdatangan.

Artikel ini telah dibaca 9 kali

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Meniadakan Mudik Gratis Sepeda Motor

23 Februari 2025 - 11:19 WIB

Trending di Ekonomi