SEMARANG, anewsidmedia.com – Dalam perjalanan hidup yang penuh dinamika modern, terdapat sekelompok santri yang menjalani dualitas unik, memadukan kehidupan kampus dengan kekhasan menjadi santri di pesantren. Mereka tidak hanya berupaya menimba ilmu di bangku kuliah, namun mereka juga menempuh perjalanan spiritual di pesantren. Terdapat kisah menarik tentang kehidupan pesantren yang sesuai dengan tuntutan akademik kampus modern dan nilai- nilai keagamaan yang kuat di pesantren. Bagaimana dia menyeimbangkan dua dunia yang terkadang bertentangan ini? Mari kita lihat lebih dekat perjalanan unik dan inspiratifnya.
Penulis telah mewawancarai tiga santri dari Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu yang terletak di Tembalang, Kota Semarang yang juga merupakan mahasiswa aktif dari berbagai universitas di Kota Semarang. Tiga mahasiswa tersebut (Diana, Nila, dan Susi) berbagi pengalaman mereka dalam menjaga keseimbangan antara tuntutan akademis dan kewajiban keagamaan.

Diana (21) merupakan mahasiswa program studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro menekankan pentingnya memprioritaskan keduanya dengan mengelola waktu secara optimal. Dia juga berbagi pengalaman saat melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah yang sangat religius, di mana dia merasa dituntut untuk memimpin tahlil dan memberi materi perkuliahan yang dapat diterapkan di masyarakat.
Kemudian, Nila (20) merupakan mahasiswa program studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro menekankan bahwa keseimbangan antara akademis dan keagamaan dapat dilakukan dengan melaksanakan tuntunan yang sudah ada semaksimal mungkin. Dia juga mencatat perbedaan lingkungan saat melaksanakan ibadah di pesantren yang mendukung, dibandingkan dengan lingkungan kampus di mana teman- temannya memiliki praktik keagamaan yang berbeda.
Sementara Susi (21) merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Muhammadiyah Semarang mengakui bahwa menjaga keseimbangan antara tuntutan akademis di kampus dan kewajiban keagamaan di pondok pesantren merupakan tantangan signifikan. Namun, dengan perencanaan yang baik dan pengelolaan waktu yang efektif, keduanya dapat diakomodasi. Dia juga menyoroti pengalaman berharga yang dia dapatkan dari kegiatan keagamaan di kampus dan pondok pesantren, serta bagaimana nilai-nilai keagamaan tersebut memengaruhi cara dia menghadapi tantangan dan peluang di lingkungan akademis.
Para mahasiswa ini menekankan pentingnya manajemen waktu, nilai-nilai keagamaan, dan pengalaman berharga dalam memperkaya kehidupan akademis mereka. Dengan berbagai pendekatan, mereka berhasil menjaga keseimbangan antara tuntutan akademis dan kewajiban keagamaan di lingkungan kampus yang beragam.