SEMARANG, anewsidmedia.com – Libur semester menjadi momen yang dinantikan oleh mahasiswa perantau untuk pulang kampung dan bersatu kembali dengan keluarga. Namun, dampak dari kebijakan pulang kampung ini ternyata turut dirasakan oleh para pedagang lokal di sekitar kampus.
Sebagian besar mahasiswa perantau memilih pulang kampung untuk menikmati waktu bersama keluarga, berlibur, atau bahkan bekerja sambil menunggu semester berikutnya. Namun, keputusan ini ternyata juga menimbulkan berbagai dampak pada nasib para pedagang lokal yang bergantung pada keberadaan mahasiswa di sekitar kampus.
Salah satu pedagang, Mba Anik, pemilik warung mie ayam di Tembalang, mengungkapkan bahwa omsetnya turun drastis selama masa libur semester. “Biasanya warung ini ramai dengan mahasiswa yang mampir untuk makan setelah kuliah atau saat istirahat. Sekarang, sepi sekali,” ujarnya dengan ekspresi cemas.
Pemerintah setempat seharusnya merespon situasi ini. Kepala Dinas Perekonomian Kota Semarang seharusnya membantu para pedagang lokal selama masa libur semester dan harusnya mengkaji berbagai upaya untuk menangani masalah tersebut. Seperti salah satu solusi yang harus dipertimbangkan adalah memberikan insentif atau bantuan langsung kepada pedagang yang terdampak.
Para pihak berharap bahwa dengan adanya kesadaran ini dan dukungan lebih lanjut dari pemerintah setempat, pedagang lokal dapat melewati masa-masa sulit ini dan kembali bangkit ketika mahasiswa kembali ke kampus pada awal semester berikutnya. Semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi para pedagang lokal yang menjadi tulang punggung ekonomi di sekitar kampus.