KENDAL, anewsidmedia.com – Usaha sampingan ternyata dapat menghasilkan keuntungan dengan hanya dilakukan di rumah. Membangun usaha sendiri di rumah juga dilakukan oleh Hj. Sutedjowati yang mulai membangun bisnis batik rumahan. Hj. Sutedjowati merupakan seorang pengrajin batik asal Kertomulyo Rt 02/Rw 01 Kec. Brangsong, Kab. Kendal, Jawa Tengah.
Hj. Sutedjowati masih mengingat jelas bagaimana ia mulai mengenal dan belajar bagaimana cara menjadi seorang pembatik. Ia menjelaskan sejarah singkat terkait awal mula berdirinya usaha batik rumahan yang diberi nama Batik Tedjo Kusumo itu.

“Saya awalnya ikut pelatihan tahun 2011, tapi tahun 2012 saya vakum dulu buat menunaikan haji. Nah setelah itu baru saya tekuni sampai sekarang ini,” tuturnya, jumat (08/12/2023).
Ia menambahkan jika pada awalnya ia lebih fokus menjahit, menyulam, dan ngerinda sebelum fokus membatik saat ini.
“Kalau awalnya dulu saya menekuni ini memang dari hobi, tapi dulu saya lebih fokus menjahit, sulam, ngerendo seperti membuat tas sama taplak. Kalau untuk sekarang lebih fokus ke membatik,” tambahnya, jumat (08/12/2023).
Setelah ia aktif mengikuti PKK hingga tergabung dalam UMKM kecamatan menjadikannya sering diikutsertakan dalam setiap lomba-lomba karena untuk produk batik jarang ada yang membuat di daerah Kendal ini. Motif yang diproduksi olehnya lebih pada motif dengan ciri khas kendal yang merupakan daerah pesisiran sehingga dibuat sedemikian rupa dengan warna yang cerah.

Motif yang sering dibeli pun tergantung kebutuhan dari pembeli sehingga menyesuaikan dengan yang diminati pembeli. Biasanya yang seperti ini dijual secara borongan sedangkan penjualan secara satuan juga ada tetapi biasanya lebih banyak yang membeli secara borongan. Pembelian secara borongan ini biasanya seperti seragam dengan total 15 hingga 40 seragam. Bahkan pernah paling banyak hingga 80 batik yang dipesan seperti yang diutarakan Hj. Sutedjowati.
“Biasanya yang beli borongan lebih banyak dari kelurahan, guru-guru SD, dan rumah sakit,” ucapnya, jumat (08/12/2023).

Hj. Sutedjowati mengerjakan seluruh tahapan dalam proses membatik seorang diri. Mulai dari membuat pola, mencanting hingga mewarnai dilakukannya seorang diri. Namun, jika ia sedang mendapat pesanan yang banyak maka ia akan meminta tolong teman sesama pembuat batik untuk membantunya.
“Saya biasanya manggil teman-teman sesama pembatik jika ada pesanan yang banyak,” ujarnya, jumat (08/12/2023).
Batik yang dibuatnya merupakan batik tulis, cap dan jumputan. Batik dijual dalam bentuk kain, baju hingga jilbab bermotif batik. Batik tulis dijual lebih mahal dengan kisaran harga Rp 500.000 hingga Rp 900.000 paling tinggi. Sedangkan untuk batik cap dan batik
jumputan dijual dengan harga Rp 100.000 hingga Rp 200.000. Batik tulis dijual lebih mahal mengingat teknik yang digunakan juga rumit dan butuh ketelatenan untuk membuatnya.
Setiap batik yang dibuat ini membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Misalnya batik tulis bisa satu minggu lebih tergantung motifnya. Bahkan ada yang sampai setengah bulan untuk menghasilkan produk jadi. Lama produksi tergantung dari model dan teknik yang digunakan apabila semakin rumit maka akan semakin lama. Namun, untuk batik cap lebih cepat tergantung dari tambahan motif yang diinginkan pembeli. Biasanya untuk proses pewarnaan lebih lama karena harus dicelup beberapa kali. Tahap lainnya yang turut membutuhkan proses lama yaitu tahap pengeringan karena tergantung pada sinar matahari.

Produksi batik ini dijual hanya dijual di rumah dan online. Penjualan secara online pun hanya dilakukan melalui whatsapp. Hj. Sutedjowati juga ikut kegiatan pameran-pameran untuk mengenalkan produk yang ia buat.
“Saya jual batik ini di rumah, kalo online cuma lewat whatsapp aja. Kalo lewat instagram belum ada yang bisa membantu mengelola terlebih saya sendiri tidak terlalu bisa menggunakan instagram. Terus kalo ada pameran-pameran gitu biasanya saya ikut,” tuturnya, jumat (08/12/2023).
Selama beberapa tahun mendirikan usaha ini, brand Batik Tedjo Kusumo ini juga telah memiliki pelanggan dari luar pulau.
“Kalo untuk pembeli dari luar pulau biasanya saya promosi lewat whatsapp terus ada temen dari Jakarta yang bantu mempromosikan. Biasanya kalau sedang reuni saya bawa dagangan saya. Terus nanti temen pada pake batik ini di daerahnya kan pasti ada beberapa yang bakal nanya beli dimana, nah dari situ biasanya ada pembeli dari luar pulau,” ucapnya, jumat (08/12/2023).
Ia juga memiliki mimpi untuk bisa membesarkan usaha batik miliknya menjadi industri yang dapat dikenal luas dan memiliki karyawan sendiri.