Menu

Mode Gelap

Kesehatan · 15 Des 2023 01:22 WIB

Eco Enzyme: Produk Manajemen Sampah Organik Sejuta Manfaat yang Semakin Meluas di Berbagai Kalangan Masyarakat


					Sampah organik yang dikumpulkan untuk membuat Eco Enzyme. Foto: pribadi Perbesar

Sampah organik yang dikumpulkan untuk membuat Eco Enzyme. Foto: pribadi

anewsidmedia.com – Eco Enzyme adalah hasil fermentasi dari sampah organik yang berasal dari limbah dapur yang bermanfaat untuk kesehatan diri dan lingkungan. Eco Enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Eco Enzyme sendiri biasanya terdiri atas sampah organik dari buah-buahan dan sayur-sayuran, salah satu jenis gula selain gula pasir (biasanya gula aren, gula merah, dan molase atau tetes tebu), dan juga air. Bahan-bahan tersebut dicampur dengan perbandingan 3 (sampah organik) : 1 (gula) : 10 (air).

Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam wadah hingga 80% dari total kapasitas wadah agar ada ruang untuk gas yang dihasilkan selama proses fermentasi. Proses fermentasi untuk pembuatan Eco Enzyme sendiri berproses selama 3 bulan di tempat tertutup, dimana 1 bulan pertama, wadah yang digunakan akan dibuka-tutup tiap harinya untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan dalam proses fermentasi tersebut.

Setelah 3 bulan tersebut, Eco Enzyme dapat dipanen dengan diambil airnya dengan memfilter air hasil fermentasi dari ampasnya. Eco Enzyme yang telah dipanen kemudian dimasukkan ke dalam botol besar dan juga botol-botol kecil tergantung dengan fungsinya, yang dimana fungsi dari Eco Enzyme ini diantara lain untuk kesehatan (kesehatan kulit, obat kumur, obat oles untuk pegal-pegal, dan lain-lain), mencuci baju, membersihkan udara, untuk menjaga kebersihan rumah (seperti mengepel lantai, membersihkan dapur dari minyak, dan lain-lain), dan untuk perawatan tanaman.

Berita Terkait:  25 Tahun IJTI, Mahfud MD: Televisi Masih Jadi Media Terpercaya, Jurnalis Harus Tetap Profesional

Tentu saja masing-masing manfaat dari Eco Enzyme memiliki takarannya masing-masing sehingga tidak semuanya bisa langsung digunakan begitu saja, seperti contoh untuk kesehatan biasanya masih harus dicampur dengan air bersih, untuk mencuci piring juga masih harus dicampur dengan campuran air, sabun cuci piring, dan Eco Enzyme itu sendiri.

Ibu-Ibu WKRI Ranting Cilegon yang sedang melakukan sosialisasi cara pembuatan Eco Enzyme.

Di Kota Cilegon sendiri, dilakukan sosialisasi untuk memperkenalkan nilai-nilai positif dari Eco Enzyme ke organisasi-organisasi wanita/perempuan seperti contohnya yang dilakukan oleh anggota WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia) Ranting Cilegon. Ibu-ibu WKRI Ranting Cilegon beberapa kali membuat Eco Enzyme bersama di Gereja hingga melakukan sosialisasi di sekitar Gereja.

Selain itu Tim Komunitas Eco Enzyme Nusantara Cilegon juga melakukan sosialisasi ke berbagai lapisan masyarakat di Kota Cilegon mengenai Eco Enzyme itu sendiri, seperti ke RT/RW, sekolah-sekolah, bahkan hingga perkumpulan ibu- ibu arisan. Sekolah-sekolah di Kota Cilegon sudah banyak yang memahami Eco Enzyme, baik dari cara pembuatannya, hingga manfaat-manfaatnya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Meniadakan Mudik Gratis Sepeda Motor

23 Februari 2025 - 11:19 WIB

Trending di Ekonomi