Menu

Mode Gelap

Budaya · 9 Des 2023 01:45 WIB

Tradisi Buka Puasa Telah Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Takbenda


					Tradisi Buka Puasa Telah Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Takbenda Perbesar

BOTSWANA, anewsidmedia.com – The United Nations Educational Scientific And Cultural Organization (UNESCO), telah mengakui iftar atau tradisi berbuka puasa sebagai Warisan Budaya Takbenda atau Intangible Cultural Heritage pada Rabu (6/12).

Permohonan tradisi sosiokultural ini diajukan oleh negara seperti Iran, Turki, Azerbaijan, dan Uzbekistan kepada lembaga yang menangani pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yang berpusat di Paris itu.

“buka puasa (Eftari atau Iftor) diperingati oleh umat islam saat matahari terbenam di bulan Ramadhan, setelah selesainya semua upacara keagamaan dan upacara,” tutur UNESCO mengutip AFP, Kamis (7/12).

Berbuka puasa dilakukan setelah azan maghrib berkumandang selama bulan suci Ramadhan. Hal ini berkaitan dengan pertemuan yang dapat memperkuat ikatan keluarga, komunitas, mempromosikan amal, solidaritas, dan pertukaran sosial.

Pada Senin (5/12) Intergovemmental Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage atau komite Antarpemerintah untuk melindungi Warisan Budaya Takbenda, telah mengakui tradisi kuno ini di Botswana, Negara di Afrika bagian Selatan.

Di beberapa negara muslim, kebiasaan ini diawali dengan makan kurma dan teh menjelang berbuka puasa. Ditambah beberapa resep makanan kue kering dan masakan sangat bervariasi tergantung negaranya.

Berita Terkait:  Nana Sudjana Resmi Umumkan UMK Jateng 2024, Simak Daftarnya!

“Praktik berbuka puasa biasanya, diwariskan dalam keluarga, dan anak-anak serta remaja sering kali dipercaya untuk menyiapkan komponen makanan tradisional,” ujar UNESCO kembali.

Selain tradisi ‘buka puasa’, UNESCO juga menambahkan roti pipih ikonik Lebanon yakni manoushe ke dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda pada hari yang sama.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Meniadakan Mudik Gratis Sepeda Motor

23 Februari 2025 - 11:19 WIB

Trending di Ekonomi