KLATEN, anewsidmedia.com – Kabupaten Klaten merupakan rupa Indonesia yang istimewa akan wisata air. Kabupaten tersebut mendapatkan julukan sebagai kota 1001 Umbul. Salah satu desa di Klaten yang memiliki wisata air dan berpotensi untuk berkembang adalah Desa Jagalan, Kecamatan Karangnongko. Wisata air tersebut bernama Wisata Sungai Poitan.
mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (Unnes) GIAT 6 Desa Jagalan berkolaborasi bersama masyarakat dalam aksi peduli terhadap wisata sungai di Desa Jagalan.
Ketua komunitas Sungai Poitan, Raafi Agung Nugroho, mengatakan bahwa Sungai Poitan telah berhasil meraih juara satu sebagai komunitas peduli sungai tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2023. Sebelumnya, tahun 2022 Sungai Poitan juga berhasil meraih juara III dalam kategori pengelolaan sungai terbaik tingkat Provinsi Jawa Tengah.
“Sejak 14 Februari 2017, wisata Sungai Poitan sudah memiliki beberapa komunitas, yaitu Jagalan Reaksi Cepat (JRC), Mama Cantik Arisan di Kali (Macan Arli), Komunitas Sungai Poitan Junior (KSP Junior), dan Eling Waspodo Siogo (EWS),” ujar Raafi di Desa Jagalan, Kamis (7/12).
Sementara itu, Ketua KKN Unnes GIAT 6 Desa Jagalan, Muhammad Aziz Marzuki, mengatakan bahwa aksi peduli dilakukan bersama masyarakat melalui beberapa tahap dengan mendasarkan pada kebutuhan dan permasalahan wisata Sungai Poitan. Berdasarkan diskusi bersama komunitas, tim Unnes GIAT 6 Desa Jagalan melakukan beberapa program terkait dengan mitigasi bencana alam, manajemen bank sampah, dan pemasaran Wisata Sungai Poitan.
“Program pertama yang kami jalankan adalah ikut serta dalam aksi bersih-bersih sungai setiap Sabtu sore bersama masyarakat sekitar Sungai Poitan,” tuturnya.
Adapun ketua fasilitator dari komunitas Eleng Waspodo Siogo (EWS), Tukiyem, mengatakan kegiatan rutin yang akan terus dilakukan di Sungai Poitan tersebut salah satunya adalah bersih-bersih setiap Sabtu sore.
“Kami ingin menekankan masyarakat dan wisatawan untuk tidak membuang sampah di sungai, tetapi membuang sampah di tempat sampah. Apalagi kami membuka kelas edukasi bencana yang membuat wisatawan banyak yang datang,” tegasmya.
mahasiswa Unnes GIAT 6 melaksanakan program manajemen bank sampah. Pada program tersebut dilakukan pembenahan fasilitas tempat sampah. Ketua program tersebut, Nur Chafidhoh, menerangkan bahwa ada beberapa tempat sampah yang hilang dan sudah tidak menarik.
“Kami mendaur ulang ember cat dan menyulapnya menjadi tempat sampah yang cantik dengan warna yang menarik. Selain itu, dilakukan pembuatan poster tentang bank sampah, edukasi pemilahan sampah sesuai warna, dan poster pemasaran Wisata Sungai Poitan atau outing class” tegas Chafidhoh.
Selain itu, mahasiswa Unnes GIAT 6 melakukan pembenahan terhadap poster edukasi bencana alam. Mereke membuat poster mitigasi bencana alam sesuai media yang tersedia di Wisata Sungai Poitan. Enam poster mitigasi bencana alam telah dibuat, yaitu gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, banjir, angin ribut, dan kebakaran. Kolaborasi tim KKN Unnes GIAT 6 Desa Jagalan dengan masyarakat dan komunitas sungai di Desa Jagalan menjadi aksi nyata peduli mahasiswa terhadap perkembangan Sungai Poitan.