Menu

Mode Gelap

Budaya · 9 Des 2023 00:33 WIB

Aksi Kolaborasi Peduli Wisata Sungai Poitan Klaten Mahasiswa KKN Unnes dan Masyarakat


					Aksi Kolaborasi Peduli Wisata Sungai Poitan Klaten Mahasiswa KKN Unnes dan Masyarakat Perbesar

KLATEN, anewsidmedia.com – Kabupaten Klaten merupakan rupa Indonesia yang istimewa akan wisata air. Kabupaten tersebut mendapatkan julukan sebagai kota 1001 Umbul. Salah satu desa di Klaten yang memiliki wisata air dan berpotensi untuk berkembang adalah Desa Jagalan, Kecamatan Karangnongko. Wisata air tersebut bernama Wisata Sungai Poitan.

mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (Unnes) GIAT 6 Desa Jagalan berkolaborasi bersama masyarakat dalam aksi peduli terhadap wisata sungai di Desa Jagalan.

Ketua komunitas Sungai Poitan, Raafi Agung Nugroho, mengatakan bahwa Sungai Poitan telah berhasil meraih juara satu sebagai komunitas peduli sungai tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2023. Sebelumnya, tahun 2022 Sungai Poitan juga berhasil meraih juara III dalam kategori pengelolaan sungai terbaik tingkat Provinsi Jawa Tengah.

“Sejak 14 Februari 2017, wisata Sungai Poitan sudah memiliki beberapa komunitas, yaitu Jagalan Reaksi Cepat (JRC), Mama Cantik Arisan di Kali (Macan Arli), Komunitas Sungai Poitan Junior (KSP Junior), dan Eling Waspodo Siogo (EWS),” ujar Raafi di Desa Jagalan, Kamis (7/12).

Berita Terkait:  Mahasiswa UGM Lahirkan Inovasi Aplikasi Gigi Kecil

Sementara itu, Ketua KKN Unnes GIAT 6 Desa Jagalan, Muhammad Aziz Marzuki, mengatakan bahwa aksi peduli dilakukan bersama masyarakat melalui beberapa tahap dengan mendasarkan pada kebutuhan dan permasalahan wisata Sungai Poitan. Berdasarkan diskusi bersama komunitas, tim Unnes GIAT 6 Desa Jagalan melakukan beberapa program terkait dengan mitigasi bencana alam, manajemen bank sampah, dan pemasaran Wisata Sungai Poitan.

“Program pertama yang kami jalankan adalah ikut serta dalam aksi bersih-bersih sungai setiap Sabtu sore bersama masyarakat sekitar Sungai Poitan,” tuturnya.

Adapun ketua fasilitator dari komunitas Eleng Waspodo Siogo (EWS), Tukiyem, mengatakan kegiatan rutin yang akan terus dilakukan di Sungai Poitan tersebut salah satunya adalah bersih-bersih setiap Sabtu sore.

“Kami ingin menekankan masyarakat dan wisatawan untuk tidak membuang sampah di sungai, tetapi membuang sampah di tempat sampah. Apalagi kami membuka kelas edukasi bencana yang membuat wisatawan banyak yang datang,” tegasmya.

mahasiswa Unnes GIAT 6 melaksanakan program manajemen bank sampah. Pada program tersebut dilakukan pembenahan fasilitas tempat sampah. Ketua program tersebut, Nur Chafidhoh, menerangkan bahwa ada beberapa tempat sampah yang hilang dan sudah tidak menarik.

Berita Terkait:  Tim KKN-T Undip Tuntaskas Tumpukan Sampah Organik Di Sekitar Undip

“Kami mendaur ulang ember cat dan menyulapnya menjadi tempat sampah yang cantik dengan warna yang menarik. Selain itu, dilakukan pembuatan poster tentang bank sampah, edukasi pemilahan sampah sesuai warna, dan poster pemasaran Wisata Sungai Poitan atau outing class” tegas Chafidhoh.

Selain itu, mahasiswa Unnes GIAT 6 melakukan pembenahan terhadap poster edukasi bencana alam. Mereke membuat poster mitigasi bencana alam sesuai media yang tersedia di Wisata Sungai Poitan. Enam poster mitigasi bencana alam telah dibuat, yaitu gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, banjir, angin ribut, dan kebakaran. Kolaborasi tim KKN Unnes GIAT 6 Desa Jagalan dengan masyarakat dan komunitas sungai di Desa Jagalan menjadi aksi nyata peduli mahasiswa terhadap perkembangan Sungai Poitan.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Dikdasmen PWM Sulawesi Selatan Jadi Tuan Rumah OlympicAD VIII Tahun 2026

28 Februari 2025 - 17:28 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan