Menu

Mode Gelap

Budaya · 13 Nov 2023 20:08 WIB

Sempat Terhalang Pandemi, “Nobel Asia” Akhirnya Diterima Watchdoc


					Dandhy Laksono dan Edy Purwanto mewakili Watchdoc menerima penghargaan Ramon Magsaysay 2021 di Manila, Filipina. Dandhy menyutradarai beberapa film seperti “Sexy Killers”, “The EndGame”, dan “Pulau Plastik”. Sementara Edy adalah sutradara “Konsorsium 110”, “Undocumented”, dan “Wadas Waras”. Perbesar

Dandhy Laksono dan Edy Purwanto mewakili Watchdoc menerima penghargaan Ramon Magsaysay 2021 di Manila, Filipina. Dandhy menyutradarai beberapa film seperti “Sexy Killers”, “The EndGame”, dan “Pulau Plastik”. Sementara Edy adalah sutradara “Konsorsium 110”, “Undocumented”, dan “Wadas Waras”.

MANILA, anewsidmedia.com – Rumah produksi film dokumenter dari Indonesia, Watchdoc akhirnya menerima secara langsung penghargaan Ramon Magsaysay yang tertunda dua tahun akibat pandemi. Panitia penghargaan tertinggi di Asia ini telah mengumumkan Watchdoc bersama empat pemenang lain pada Agustus 2021 lalu. Namun karena terhalang pandemi, hadiah “Nobel” versi Asia baru dapat diserahkan tahun ini.

Penyerahan penghargaan Ramon Magsaysay berlangsung di Manila, Filipina, pada 11 November 2023, bertepatan dengan peringatan 65 tahun penghargaan yang diambil dari nama presiden ketujuh negara itu.

Para penerima penghargaan Ramon Magsaysay 2021 yang penyerahannya sempat tertunda akibat pandemi.

Sebagai pembuat film dokumenter dengan tema-tema sosial, politik, kemanusiaan dan lingkungan, Watchdoc dianggap telah berkontribusi bagi peradaban dan masyarakat di Asia melalui karya-karya yang berkualitas dan independen dalam mengangkat isu-isu publik.

“Di tengah informasi yang serba instan, bahkan merebaknya hoaks, Watchdoc mengkombinasikan film dokumenter, jurnalisme investigatif, dan mendistribusikannya melalui platform digital dan nonton bersama,” ujar Susan Afan, Presiden Yayasan Ramon Magsaysay Award.

Berita Terkait:  Pemprov Jateng Komitmen Dukung Perhelatan FIFA World Cup U-17 di Solo

Rumah produksi yang didirikan jurnalis Dandhy Laksono dan Andhy Panca pada 2009 ini juga dianggap konsisten mengangkat isu-isu yang diabaikan media-media arus utama. Karena itu panitia penghargaan Ramon Magsaysay memasukkan Watchdoc dalam kategori “Emergent Leadership”. Untuk pertama kalinya kategori ini diterima oleh sebuah organisasi, bukan perorangan.

Suasana malam anugerah dan peringatan 65 tahun Ramon Magsaysay Award di gedung Metropolitan Teater, Manila, Filipina. Selain para penerima penghargaan tahun 2023 dan 2021, turut hadir setidaknya 40 penerima penghargaan mewakili tahun-tahun yang berbeda.

“Yang membanggakan bagi kami adalah penghargaan ini sebagai pengakuan kerja-kerja kolektif. Bukan pencapaian individual,” kata Dandhy Laksono yang mewakili Watchdoc bersama produser senior, Edy Purwanto.

Selain Watchdoc, penghargaan Ramon Magsaysay 2021 juga diberikan kepada Roberto Ballon (nelayan, Filipina), Firdausi Qadri (dokter, Bangladesh), Steven Muncy (aktivis kemanusiaan Asia), dan M Amjad Saqib (ekonom, Pakistan).

Sementara penghargaan Ramon Magsaysay 2023 diberikan kepada Korvi Rakshand (aktivis pendidikan asal Bangladesh), Eugenio Lemos (petani dari Timor Leste), Miriam Coronel-Ferrer (profesor dari Filipina), dan Ravi Kannan (dokter dari India).

Berita Terkait:  Pemodalan UMKM Sangat Dibutuhkan (Bagian Kesembilan)

Penghargaan Ramon Magsaysay pertama kalinya diberikan pada 1957 untuk sosok-sosok yang dianggap berpengaruh di Asia. Di antara para penerima adalah Dalai Lama (1958) dan Madam Teresa (1962). Selama 65 tahun, sebanyak 348 tokoh di Asia telah menerima penghargaan ini.

Sementara dari Indonesia tercatat sejumlah tokoh seperti Ali Sadikin (1971), Gus Dur (1993), dan sastrawan Pramoedya Ananta Toer (1995). Sedangkan untuk organisasi atau lembaga, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga pernah mendapatkan penghargaan tertinggi di Asia itu pada 2013. *

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Meniadakan Mudik Gratis Sepeda Motor

23 Februari 2025 - 11:19 WIB

Trending di Ekonomi