Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 23 Okt 2023 13:16 WIB

Buntut dari Konflik Timur Tengah, Rupiah Diperkirakan Masih Lemah Sepekan Mendatang


					Buntut dari Konflik Timur Tengah, Rupiah Diperkirakan Masih Lemah Sepekan Mendatang Perbesar

JAKARTA, anewsidmedia.com – Rupiah diperkirakan masih kemungkinan melemah sepekan karena tensi politik di Timur Tengah yang masih tinggi. Hal ini disampaikan Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.

“Karena adanya tensi politik di Timur Tengah yang relatif lebih tinggi, apalagi keterlibatan Hizbullah yang akan mau memasuki wilayah Israel, kemudian Israel pun akan melakukan serangan darat, lalu adanya embargo Iran terhadap Israel untuk minyak mentahnya jadi membuat ketegangan menjadi lebih tinggi,” katanya saat dihubungi pada Minggu (22/10).

Kemudian, hal berikutnya masih menyebabkan Rupiah sepekan kedepan masih melemah menurutnya adalah tentang keputusan bank Sentral Amerika masih tetap akan mempertahankan suku bunga tinggi.

“Kemungkinan besar kenaikan suku bunga masih satu kali lagi dan di 2024 juga masih akan menaikkan suku bunga,” terang Ibrahim.

Dijelaskannya, hal itu disebabkan inflasi yang tinggi karena ekspor gasoline dan solar dari Rusia ke Eropa dibatasi hanya 50%, sedangkan Eropa, Amerika dan sebagian Asia saat ini sudah memasuki musim dingin sehingga harga-harga bahan bakar kemungkinan akan mengalami kenaikan dan ini yang akan membuat inflasi kembali naik di akhir tahun.

Berita Terkait:  Ratusan Mahasiswa Unwahas Semarang Ikuti Talent Mapping Assessment

Dengan suku bunga tinggi, kemudian tensi geopolitik ini membuat nilai tukar dollar ke Rupiah bisa menyebtuh angka Rp16.000.

Dari internal, Ibrahim melihat bahwa pencalonan Gibran sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) Prabowo Subianto kemungkinan besar akan membuat Rupiah sedikit menguat.

“Karena pengumuman untuk deklarasi capres dan cawapres terjadi di Senin, kemungkinan besar di Senin itu yang memang secara technical dan fundamental Rupiah ini kemungkinan besar masih akan melemah, tapi kemungkinan setelah deklarasi diumumkan Rupiah akan menguat,” ungkapnya.

Menurutnya, Rupiah bisa menguat karena banyak investor-investor dalam negeri yang melakukan aksi jual terhadap dollar sehingga Rupiah menguat, walaupun di hari-hari berikutnya kemungkinan besar masih melemah karena faktor eksternal masih cukup kuat mendominasi.

“Walaupun Bank Indonesia (BI) juga masih tetap melakukan intervensi di obligasi inipun masih belum cukup kuat,” ujar dia.

Hal lain menurut Ibrahim yang bisa membuat Rupiah menguat adalah neraca perdagangan yang tidak defisit serta ada titik temu di Timur Tengah seperti gencatan senjata, hal itu yang kemungkinan besar membawa Rupiah ini menguat tajam.

Berita Terkait:  Wali kota Semarang Ambil Langkah Cerdas Atasi Banjir di Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk

“Karena fundamental dalam negeri hampir semua cukup bagus, cuma karena masalah tensi eksternal yang begitu kuat sehingga Rupiah pun mengalami pelemahan,” pungkasnya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Pemberantasan Truk Odol dan Pengemudi Tidak Terdidik

28 Februari 2025 - 17:34 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan