Menu

Mode Gelap

Budaya · 21 Okt 2023 21:16 WIB

53 Siswa SD Ikuti Uji Keterbacaan Buku Cerita Anak Dwibahasa Jawa-Indonesia Bergambar


					53 Siswa SD Ikuti Uji Keterbacaan Buku Cerita Anak Dwibahasa Jawa-Indonesia Bergambar Perbesar

SEMARANG, anewsidmedia.com – Gilbert, 8 tahun, siswa SD Marsudirini Kota Semarang, menceritakan kembali buku cerita yang telah dibacanya di depan kelas. Buku cerita tersebut berjudul Cukup apa Ora (Cukup atau Tidak) yang ditulis oleh Dwi Astutik dkk.

Gilbert menceritakan ulang bagaimana Menik mengunjungi Festival Dhugdheran dan Kirab Warak Ngendhog, tetapi sang Ibu lupa memberinya uang saku. Menik berinisiatif memecahkan celengan karena dia hanya memiliki uang 5.000 rupiah. Dia mengambil selembar uang 50.000 rupiah dan berangkat ke Festival Dhugdheran. Bersama teman-temannya ia menyaksikan maskot Dhugdheran berupa warak ngendhog, hewan berkaki empat yang memiliki badan berwujud kambing dan berkepala naga. Dia lantas membeli mainan berupa mobil-mobilan, boneka warak ngendhog, dan seperangkat teko dan cangkir mainan seharga 50.000 rupiah. Dia lantas berhitung, sisa uang 5.000 rupiah dia belikan jus buah. Dia bahagia dapat mengunjungi festival bersama teman-temannya.

Cerita yang dibawakan oleh Gilbert itu merupakan upaya menceritakan kembali buku cerita yang telah dia baca sebagai bagian dari kegiatan Uji Keterbacaan Buku Cerita Anak Dwibahasa Jawa-Indonesia Bergambar yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang, kegiatan Uji Keterbacaan tersebut digelar di Hotel Amaris, Jalan Pemuda, Semarang.

Berita Terkait:  Dosen UNDIP Kenalkan Pembuatan Bakso dan Nuget dari Hasil Budidaya Lele

53 siswa dan 14 guru sekolah dasar di Kota Semarang terlibat dalam kegiatan Uji Keterbacaan tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan buku yang dihasilkan komunitas-komunitas penulis di Jawa Tengah yang telah dinyatakan lolos dalam kegiatan Seleksi Buku Cerita Anak Dwibahasa Jawa-Indonesia Bergambar tahun 2023.

Dengan dibimbing oleh dua narasumber, Dr. Heru Kurniawan dan Ginung Yogi Swastiko, S.Sn. serta para guru pendamping, peserta membaca dan mendiskusikan buku cerita terbitan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Dr. Heru Kurniawan menyatakan bahwa instrumen Uji Keterbacaan mencakupi pengujian ilustrasi, cerita, jenis huruf, dan tampilan buku secara keseluruhan.

“Sebagian besar peserta Uji Keterbacaan menyatakan bahwa buku terbitan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah tersebut sangat menarik bagi siswa, mengundang ketertarikan siswa karena menampilkan cerita dalam dua bahasa (Jawa dan Indonesia), memiliki kualitas gambar yang bagus, mengangkat cerita yang beragam, dan alur cerita sesuai dengan kemampuan baca siswa sekolah dasar usia enam hingga delapan tahun,” ujar Heru, yang juga dosen UIN Saizu Purwokerto, dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/10).

Berita Terkait:  FK-KMK UGM Gelar Kursus Analisis ELISA dan Flowcytometri, Berharap Diterapkan dalam Pekerjaan Sehari-hari

Heru menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi alat ukur yang berguna bagi penerbitan produk Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah pada masa mendatang.

“Hasil Uji Keterbacaan Buku Cerita Anak Dwibahasa Jawa-Indonesia Bergambar akan digunakan untuk bahan evaluasi penyelenggaran penulisan penerjemahan pada tahun 2023 dan perencanaan kegiatan yg sama pada tahun 2024,” jelasnya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Dikdasmen PWM Sulawesi Selatan Jadi Tuan Rumah OlympicAD VIII Tahun 2026

28 Februari 2025 - 17:28 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan