Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 18 Okt 2023 00:39 WIB

Gerakan Pangan Murah Jateng untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)


					Gerakan Pangan Murah Jateng untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perbesar

SEMARANG, anewsidmedia.com – Pasokan pangan di Jawa Tengah dipastikan aman. Sebab, provinsi ini dianggap sebagai lumbung pangan nasional. Bahkan, Pemerintah Provinsi Jateng bersama pemerintah kabupaten/kota selama 2023 ini sudah menghelat sebanyak 409 kali Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai tempat, dengan omzet sudah mencapai Rp27,5 miliar.

Dibandingkan tahun sebelumnya, kegiatan yang dilaksanakan tahun ini melonjak tajam. Pada 2022, kegiatan GPM dilakukan sebanyak 180 Kali dengan omzet Rp8,6 miliar.

“Jawa Tengah kan salah satu lumbung pangan nasional. Produksi padinya melimpah. Sumber pangan lokal juga melimpah. Ini yang terus kami genjot produktivitasnya sebagai langkah mendukung upaya Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Drs Nana Sudjana di Semarang, Senin, (16/10/2023).

GPM itu sebagai salah satu wujud implementasi dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Upaya itu untuk mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

SPHP ini dilakukan melalui beberapa intervensi, yaitu GPM, Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), dan Subsidi Harga Pangan.

Berita Terkait:  Bupati dan Sejumlah Pejabat di Labuhanbatu Terjaring OTT KPK

GPM dilakukan untuk menyediakan pangan dengan harga terjangkau atau di bawah harga pasar. Pelaksanaan dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah bersama dinas yang menangani urusan pangan di 35 Kabupaten/Kota.

Gerakan ini juga berkolaborasi dengan BUMN seperti BULOG, RNI, PPI), BUMD (PT. JTAB), Badan Usaha Milik Petani (BUMP), Poktan, Gapoktan dan pelaku usaha lainnya. “Ini akan kami lakukan secara berkelanjutan secara bersama untuk memberikan akses pangan yang dapat dijangkau oleh masyarakat,” ucap Nana.

Terkait fasilitas pembiayaan distribusi (FDP), Pemprov Jateng berkomitmen untuk mendistribusikan komoditas pangan secara merata baik dari produsen kepada konsumen, maupun dari wilayah surplus ke wilayah minus. Harapannya, adalah masyarakat dapat memperoleh harga sama dengan harga di tingkat produsen.

Pada September 2023 ini, telah terdistribusi sebanyak 196 ton bahan pangan. Selain itu melalui alokasi tambahan anggaran sebesar Rp650 juta juga akan didistribusikan bahan pangan sebanyak 420 ton melalui Kios Pangan Murah di daerah miskin.

Sementara untuk subsidi harga pangan, diberikan untuk memangkas selisih dari harga sebenarnya dengan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen. Tahun 2023, alokasi anggaran subsidi pangan sebesar Rp9,7 miliar untuk komoditas beras, jagung, telur, serta bawang merah dan cabai.

Berita Terkait:  Pengamanan Sidang Putusan MK Soal Uji Materi Batas Usia Capres dan Cawapres Sangat Ketat

Nana mengatakan, bantuan kepada petani juga terus digelontorkan melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. Mulai dari kartu tani, bantuan pupuk, bantuan benih kepada petani, dan bantuan alat mesin pertanian.

Program itu bahkan sudah berjalan sejak kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah dua periode lalu. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas dan kesejahteraan petani di Jawa Tengah.

Sementara terkait pemberdayaan masyarakat, diversifikasi pangan terus dilakukan. Masyarakat didorong untuk mulai menanam tanaman pangan selain padi. Sebab di Jawa Tengah diketahui ada sekitar 13 jenis sumber pangan nonpadi yang bisa menjadi alternatif pangan.

“Program diversifikasi pangan ini kami juga lakukan secara terpadu bersama denga TNI-Polri. Khususnya dalam hal memanfaatkan lahan tidur untuk ditanami tanaman pangan,” pungkas Nana.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Pemberantasan Truk Odol dan Pengemudi Tidak Terdidik

28 Februari 2025 - 17:34 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan