Menu

Mode Gelap

Kesehatan · 15 Okt 2023 06:57 WIB

Penting Diketahui, Pemberian ASI ke Balita Hingga 2 Tahun Cegang Stunting


					Penting Diketahui, Pemberian ASI ke Balita Hingga 2 Tahun Cegang Stunting Perbesar

KLATEN, anewsidmedia.com  – ahli gizi masyarakat Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum menyampaikan bahwa pencegahan stunting pada anak harus dimulai jauh sebelum masa kehamilan. Hal tersebut disampaikan saat memberikan pemaparan dalam seminar kader kesehatan di Pendapa Ageng Kabupaten Klaten, Kamis (12/10/2023).

Wanita yang akrab disapa Dokter Tan ini menyampaikan pentingnya pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan setelah melahirkan dan dilanjutkan dengan asupan makanan sehat dan gizi seimbang sesuai dengan tumbuh kembang anak.

“Pemberian ASI harus dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun. Ibu-ibu jangan kasih anakmu dengan susu formula kalau tidak ingin anakmu besok bermasalah dengan kesehatannya. ASI ekslusif selama enam bulan sangat baik bagi pertumbuhan seorang bayi. Tentu saja asupan makanan dari sang ibu juga harus sehat dan bergizi selama hamil dan mengasuh anak balita,” jelasnya.

Tan mengatakan, banyak kasus stunting muncul karena kurangnya pemahaman terhadap pentingnya perencanaan kehamilan dalam keluarga baru. Pasalnya banyak permasalahan yang dapat memicu timbulnya stunting justru diketahui saat kehamilan bahkan ada yang baru diketahui saat anak terindikASI stunting.

Berita Terkait:  Hadapi Dinamika Pondok Pesantren, UMS Gandeng PDM Boyolali Gelar Workshop Inovasi Pembelajaran

“Kesalahan paling umum pada orang tua adalah bagaimana gaya hidup mereka masih belum baik dan belum ada kesiapan. Contohnya, makan tidak teratur, merokok, itu semua juga dapat menyebabkan stunting pada anak,” ungkapnya.

Karenanya, ia menekankan pentingnya penyuluhan pencegahan stunting perlu dilakukan sejak masa pra-nikah. Hal ini dilakukan agar setiap pasangan dapat melakukan persiapan sebelum memasuki masa kehamilan.

“Di antaranya dengan cek kesehatan suami/istri, jika ada kebiasaan buruk seperti pola makan tidak teratur hingga merokok, dapat segera diubah saat mempersiapkan kehamilan,” katanya.

Dalam seminar bertema “Peran Kader dan Tenaga Kesehatan Dalam Penurunan stunting” itu,

Tan menjelaskan stunting merupakan gangguan gizi ktonis yang dialami bayi sejak masih berada dalam kandungan sampai dengan usia balita sehingga mengalami pertumbuhan badan yang kurang baik yang ditandai dengan tinggi badan yang kurang dari standarddan akibat lainnya tingkat kecerdasannya tidak optimal.

“Calon ibu mempersiapkan dengan baik, baik mental maupun lahiriahnya ketika akan menikah. Setelah menikah, calon ibu harus membiasakan diri dengan pola makan yang benar dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan dengan gizi seimbang,” paparnya.

Berita Terkait:  Mencegah Stunting: Peran Aplikasi Digital dan Pemberian Makanan Tambahan dalam Meningkatkan Kesehatan Anak di Desa Gemantar

Lebih lanjut, Tan juga menegaskan perlunya pola asuh yang benar agar anak tidak stunting. Menurutnya kesalahan paling umum di Indonesia adalah anak tidak hanya diasuh oleh orang tua saja tetapi oleh kakek, nenek, sepupu dan lainnya. Kondisi ini membuat pola asuh yang diterapkan berbeda-beda. Imbasnya, makanan yang dikonsumsi anak menjadi kurang diperhatikan dan menyebabkan anak kurang mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Meniadakan Mudik Gratis Sepeda Motor

23 Februari 2025 - 11:19 WIB

Trending di Ekonomi