Menu

Mode Gelap

Ekonomi · 11 Okt 2023 01:38 WIB

Lewat “Siap Manjat” Publik Purbalingga Bisa Akses Layanan Desa


					Lewat “Siap Manjat” Publik Purbalingga Bisa Akses Layanan Desa Perbesar

PURBALINGGA, anewsidmedia.com – Dalam rangka penilaian keterbukaan informasi publik desa tingkat nasional, Pemerintah Kabupaten Purbalingga menjadikan Sistem Informasi dan Pelayanan Mandiri Desa Kedungjati (Siap Manjat) sebagai sistem andalan.

Kepala Desa Kedungjati, Suwondo mengutarakan, Siap Manjat merupakan suatu akses digital, untuk memaksimalkan pelayanan dan keterbukaan informasi publik di wilayahnya.

“Agar semua yang berkepentingan bisa selalu checks and balance, dengan mewujudkan desa yang mandiri dalam pelayanan digital kepada masyarakat, untuk menuju desa yang transparan, akuntabel, partisipatif, dan inklusif,” ujar Suwondo, pada acara Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Jambore Kader Kesehatan UPTD Puskesmas Bukateja, di lapangan Desa Kedungjati, Minggu (8/10/23).

Sekretaris Desa Kedungjati, Agus Yuli Pamujo, mengatakan, melalui Siap Manjat, masyarakat bisa mengakses berbagai informasi dan layanan desa. Antara lain informasi profil desa, keuangan desa, program pembangunan dan potensi desa, layanan data kependudukan dan surat keterangan, serta pemasaran produk UMKM. Aplikasi tersebut dapat diakses melalui laman https://kedungjati.id/.

“Sebelum memanfaatkan layanan mandiri, masyarakat harus melakukan aktivasi dulu, dengan menghubungi operator desa, untuk mendapatkan kode PIN,” ungkapnya.

Berita Terkait:  Melestarikan Budaya Lewat Gerakan: Pengajaran Tari Kreasi untuk Anak SD dalam Program KKN

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, mengapresiasi kesigapan Pemdes Kedungjati, dalam memberikan layanan publik.

“Siap Manjat ini adalah salah satu inovasi desa terkait dengan pengembangan teknologi informasi. Mudah-mudahan dengan di-launching-nya program ini, akan semakin meningkatkan pelayanan pemerintah desa kepada seluruh warga masyarakat kedungjati,” katanya.

Cek Kesehatan

Pada kesempatan yang sama, Bupati Tiwi, meminta warganya untuk rajin mengecek kesehatan mereka, sebagai bentuk deteksi dini terhadap potensi penyakit tidak menular, namun mematikan.

“Setelah disurvei, angka kematian penduduk Indonesia rata-rata disebabkan penyakit mematikan tapi tidak menular. Contoh penyakit jantung, tampaknya orangnya sehat tiba-tiba meninggal; begitu dicek ternyata punya riwayat penyakit jantung,” bebernya.

Bupati menyebut, salah satu penyebab penyakit tidak menular tetapi mematikan, seperti serangan jantung, strok, darah tinggi, kanker, adalah pengabdian masyarakat terhadap pola hidup sehat. Karenanya, masyarakat harus menerapkan program Germas, di antaranya rajin berolahraga, gemar makan buah dan sayur, istirahat yang cukup, mengurangi rokok, dan cek kesehatan secara rutin.

Terkait penurunan prevalensi stunting dan kasus kematian ibu dan bayi, Tiwi mengimbau para kader kesehatan untuk rutin melakukan pendampingan terhadap warga yang memiliki bayi dan ibu hamil. Pendampingan yang dimaksud adalah memastikan asupan gizi yang terpenuhi, dan kontrol kesehatan secara rutin. Masyarakat Purbalingga juga sudah bisa memanfaatkan fasilitas USG di masing-masing Puskesmas.

Berita Terkait:  Inilah Kegunaan Gelang dan Kartu Identitas Jemaah Haji Indoneia

Sementara itu, Kepala Puskesmas Bukateja, Istomo Puji, mengungkapkan, kasus stunting di wilayah Puskesmas Bukateja tercatat turun dari 10 persen pada awal 2023 menjadi 5 persen pada Agustus 2023.

“Ini juga berkat kerja keras para kader kesehatan dan pemerintah desa, yang menyediakan PMT secara rutin,” katanya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Unity Sports Center Resmi Dibuka di Semarang, Hadirkan Akademi Tenis Bertaraf Nasional

23 April 2025 - 16:21 WIB

Sido Muncul Berbagi Santunan untuk 1.000 Dhuafa di Kabupaten Semarang

23 Maret 2025 - 08:20 WIB

Abdul Mu’ti: Tidak Perlu Menunggu 2045, Indonesia Emas Sudah Terwujud Kalau…

11 Maret 2025 - 00:25 WIB

Mengubah Kemacetan di Merak, Butuh Satu Komando

8 Maret 2025 - 21:36 WIB

Pertanyaan ini sering muncul dari para pemudik lintas Merak – Bakauheni karena setiap arus mudik Lebaran, seperti Lebaran 2024 terjadi kemacetan panjang sampai Km 97. Saking frustasinya menghadapi kondisi kemacetan yang selalu terjadi pada saat-saat arus mudik Lebaran. Diharapkan pada Lebaran 2025 ini kemacetan Panjang menuju ke Pelabuhan Merak tersebut dapat terurai, bila semua perencanaan yang ada saat ini dilaksanakan secara konsisten. Menurut Ketua DPP Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan) Khoiri Soetomo (19 Februari 2025), pada saat penyelenggaraan angkutan lebaran 2024 di lintas Merak – Bakauheni kendali tertinggi operasional di lapangan bukan berada di bawah Kementerian Perhubungan, melainkan dikoordinasikan oleh pihak Kepolisian.

Pemberantasan Truk Odol dan Pengemudi Tidak Terdidik

28 Februari 2025 - 17:34 WIB

Beri Bantuan Rp 260 Juta, Sido Muncul Adakan Operasi Bibir Sumbing dan Langit-Langit Gratis

25 Februari 2025 - 21:16 WIB

Trending di Kesehatan